Lukman Laksmana “buluk” (vokal/gitar), Frid Akbar “Abam” (drum), dan Dadi Yudistira “Berry” (gitar) yang tergabung dalam Superglad, sudah tidak peduli lagi dengan kebobrokan industri musik tanah air saat ini.
Kata mereka, yang penting adalah bagaimana caranya agar tetap bisa membuat karya dan menghibur para penggemar.
"Alhamdulillahnya kita tiap tahun rilis album, walau modal sendiri karena kita udah ngga peduli lagi sama label, pasar, ataupun media. Jadi kita udah tinggal mikirin bikin lagu, manggung, orang seneng. Ada atau nggak ada di TV kita udah bodo amat," ujar Buluk, vokalis Superglad, usai manggung di Indonesia Greaser Party 2015, Plaza Barat Senayan, Jakarta, Jumat (10/4/2015).
Mereka pun membuktikan ucapan mereka dengan rencana merilis album The Best of Superglad di tahun ini. Rencananya album tersebut akan dirilis usai perayaan Idul Fitri.
"Tahun ini ada album the best. Nanti bentuknya ada dua CD, isinya ada 30 lagu," lanjut Buluk.
Selain itu, di Februari 2015 lalu, Superglad juga menunjukkan hasil produksi mereka dalam bentuk album mini yang beisi tiga album. Ketiga lagu tersebut bisa diunduh secara legal melalui Itunes.
"Tiga lagu itu kita rilis habis ultah Superglad kemarin, jadi yang penting buat kita adalah tetap ngeband," ujar mereka kompak.
Band beraliran punk rock ini pada awalnya merilis album mini berjudul Laki-Laki yang terdiri dari 4 lagu. Kemudian, setelah dikontrak eksklusif oleh MTV, label Sony Music membantu mereka untuk mengedarkan album self titled.
Suara.com - Setelah itu, Superglad secara berturut-turut merilis album Ketika Hati Bicara (2005), Flamboyan (2008), Never Die (2009), dan Cinta dan Nafsu (2011), dan Berandalan ibukota (2014).