'Alay' Ternyata Bisa Jadi Profesi

Madinah Suara.Com
Minggu, 01 Maret 2015 | 11:00 WIB
'Alay' Ternyata Bisa Jadi Profesi
Penonton Alay program Dahsyat. [Suara.com/Yazir Farouk]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Duduk di sebuah kursi di sebuah studio di bilangan Kebon jeruk, Jakarta Barat, seorang perempuan berusia 50 tahunan tampak sibuk membagikan uang kepada belasan anak. Duit yang dipegang mulai dari pecahan 20 ribu sampai 50 ribuan.

Dia bernama Rini Pilar. Profesinya sebagai Kordinator Lapangan (Korlap) penonton bayaran alias alay. Sebutan ini umum bagi mereka yang muncul di sebuah acara televisi sebagai penonton.

Bagi-bagi uang seperti itu biasa dilakukan Rini setiap hari setelah acara yang diramaikan oleh anak-anak asuhnya selesai. "Saya sudah jadi korlap penonton bayaran selama tujuh tahun," kata Rini membuka obrolan kepada suara.com, Rabu (25/2/2015).

Kebetulan, suara.com menemui Rini ketika dia sedang berada di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Ibu dua anak ini baru saja mendapat job mengisi acara Dahsyat yang
dipandu presenter Raffi Ahmad, Ayu Dewi dan Deni Cagur.

Bak seorang artis, kata Rini, anak-anak alay juga memiliki jadwal padat. Di hari itu saja, dia memboyong anak asuhnya ke acara lain usai dari Dahsyat. Malahan, acara yang diisi bisa di stasiun televisi lain.

"Sekarang di RCTI saja ada tiga calling-an," ucap Rini.

Roda bisnis penonton bayaran ini ternyata tak hanya melibatkan anak alay dan korlap. Ada bos besar yang menyalurkan anak alay ke berbagai stasiun televisi. "Bosnya ada. Kita menyebutnya agensi. Di RCTI ada empat korlap seperti saya," ucap dia.

Penghasilan Rini dan agensi didapat dari potongan honor para alay. Bila stasiun televisi memberikan Rp35.000 perkepala, agensi memotong Rp5 ribu sementara korlap Rp 3 ribu. Setiap korlap biasanya memegang 30 anak.

"Cukup untuk menghidupi dua anak saya. Saya ini single parent," ucap Rini melempar senyum.

Mimpi jadi Artis

Syam merupakan salah satu alay setia. 5 tahun dia menjalani profesinya. Menurut dia, profesinya saat ini bukan sekadar mejeng di depan kamera lalu bertepuk tangan, tertawa dan berjoget.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI