Suara.com - Sasha Grey, mantan bintang film porno, yang kini menekuni dunia keartisan, geram oleh sebuah kampanye propaganda Rusia. Aktris cantik itu tak terima dirinya disebutkan "sudah mati" di dalam propaganda tersebut.
Kampanye propaganda bernada anti-Ukraina itu diunggah pertama kali ke situs media sosial Rusia, VKontakte. Dalam propaganda tersebut, si pembuat memakai foto Sasha sebagai ilustrasi kisah dramatis seorang perawat yang tewas dibunuh tentara Ukraina.
Lansiran Moscow Times, cerita tersebut membeberkan nasib malang seorang perawat bernama Sasha Serova yang ditangkap oleh tentara militer Ukraina. Diceritakan pula bahwa tentara Ukraina merekam aksi mereka "mempermalukan" si perawat sebelum akhirnya memutilasi tubuhnya dengan sebilah kapak.
Kisah dan foto tersebut menjaring lebih dari 3.500 like di hari pertama sejak diunggah dan dicatut pula oleh beberapa media. Namun, lain halnya dengan Sasha. Ia sama sekali tidak senang fotonya dimanfaatkan dalam propaganda konflik yang telah menewaskan lebih dari 5.600 jiwa sejak bulan April 2014 lalu.
Sasha pun menyampaikan kemarahannya lewat Twitter.
"Saya mencintai fans saya dari Rusia, namun propaganda ini terlalu berlebihan. Berita yang mengatakan bahwa saya adalah seorang PERAWAT yang terbunuh di konflik Rusia/Ukraina #persetanpropaganda," kicau Sasha lewat akunnya @SashaGrey.
Ini bukan pertama kalinya artis bernama asli Marina Ann Hantzis terlibat dalam kontroversi politik. Pada bulan Desember 2013 silam, ia jadi bulan-bulanan sejumlah blogger Rusia setelah dirinya mengeluarkan kicauan dukungan kepada Ukraina di tengah memanasnya protes yang melengserkan Presiden Viktor Yanukovych. (News.com.au)