Suara.com - Komedian Entis Sutisna atau dipanggil Sule menceritakan saat ia memutuskan menikah muda di usia 19 tahun pada 1997. Saat itu, ia belum lama lulus dari Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) atau sekarang bernama SMKN 10 Bandung.
Setelah menikahi perempuan bernama Lina, Sule tetap melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) di Bandung. Dia merasa sudah saatnya menikahi Lina yang sudah dipacarinya selama dua tahun.
“Karena bini gue anak pertama perempuan. Ya, gue laki-laki pacaran lama, ya udah mutusin kawin lah,” ujar Sule saat berbincang dengan Suara.com di sela kesibukannya menjadi host Ini Talkshow di Studio Pejompongan, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Selain alasan tadi, Sule mengikuti jejak orangtuanya, Abah Odo dan Ceu Kokom, yang juga menikah muda hingga melahirkan 11 anak. Sule anak ke-4 dari 11 saudara.
“Mungkin turunan juga, Bapak gue juga 18 tahunan nikah, gue 19 tahun nikah, emak gue juga masih muda banget,” katanya.
Ia merasakan ada sisi positif menikah muda. Di saat usianya menginjak 38 tahun, ia memiliki anak sulung bernama Rizky Febian Adriansyach Sutisna cuma beda usia 18 tahun.“Kalau misalnya kita 40 tahun baru punya anak repot lah,” ujar jebolan Akademi Pelawak Indonesia (API) ini.
Menikah muda, Sule bersama istri merasakan banyak cobaan seperti yang dirasakan pasangan lainnya. “Tinggal dibalikin lagi ke kitanya mau dipertahanin atau nggak. Jangankan kita yang kawin muda, yang kawin tua juga ada, tergantung dari kitanya.”
Sule yang punya nama panggilan lain; Entis,Uye dan Ule ini juga bercerita di daerahnya di Cimahi, menikah diusia 19 tahun sudah termasuk tua. Dia merasakan dampak negatif menikah terlalu muda.
“Negatifnya itu maksudnya gue gak bisa konsentrasi belajar, pikiran gue kebagi-bagi. Alhamdulillah gue dapat gelar sarjana tapi dapat pekerjaan, bukan berarti gue harus diikuti,” ujarnya.
“Anak gue pernah tanya, nikah umur berapa sih Yah (anak memanggil dirinya Ayah), abis kelar sekolah berarti saya boleh dong,” kata host Ini Talkshow ini mengucapkan kembali kata-kata anaknya. “Boleh kalau mau bertanggung jawab sama keluarga, kalau nggak mending jangan. anak gue jadi mikir. ‘Oh iya ya, mending sekolah dulu.”