Suara.com - Bisnis karaoke yang dirintis penyanyi dangdut Inul Daratista satu dekade lalu makin menggurita. Dia telah memiliki puluhan outlet yang tersebar di sejumlah daerah di Jakarta. Sukses si Goyang Ngebor belakangan diikuti sejumlah selebritis yang mencoba menangguk rejeki dari bisnis serupa.
Bukan perkara gampang buat Inul mengelola bisnisnya yang makin meluas. Di tengah jalan, dia bahkan tersandung perkara hukum lantaran dituduh melakukan pelanggaran hak cipta. Namun, masalah ini tak bikin langkahnya surut. Justru membuatnya makin matang.
Berikut wawancara khusus suara.com dengan Inul Daratista di Jakarta baru-baru ini.
Bagaimana kamu melihat perkembangan bisnis karaoke yang dilakukan sejumlah artis saat ini?
Alhamdulillah, saya jadi yang pertama. Nggak merasa tersaingi. Kalau citra karaoke keluarga, ya sudah tahu Inul lah istilahnya. Nggak harus merasa tersaingi dengan adik-adik saya. Saya sudah 10 tahun berjuang, mereka kan baru muncul. Dulu banyak orang menyepelekan artis dangdut kok buka karaoke, sekarang banyak yang mengikuti. Bangga ya jadi yang pertama.
Berani berbisnis harus berani melewati berbagai macam tantangan. Seperti apa kamu melewati tantangan tersebut?
Menghadapinya harus benar-benar dari akarnya yang dikuatin. Mau ditempa angin dari atas, Insya Allah kuat. Adik-adik saya yang baru muncul dapat hantaman yang sama besar, bahkan ada yang lebih berat. Karena itu saya buat asosiasi (Aperki) supaya bisa kumpul.
Apa alasan kamu membuat asosiasi tersebut?
Mereka kan baru muncul (artis yang bisnis karaoke). Saya buat biar kumpul. Karena ada yang merasakan kasus yang saya rasakan. Mereka harus saya rangkul. Saya sebagai pembina.
Kamu sering dituding melakukan pelanggaran hak cipta. Bagaimana caranya agar tak terkena kasus lagi?