Suara.com - Kesuksesan bisa diraih di mana saja, sekalipun di negeri orang yang terasa asing bagi kita. Untuk itu, butuh perjuangan dan air mata jauh dari istilah "tak semudah membalikkan telapak tangan".
Hal itu dialami Merry Riana (Chelsea Islan), gadis keturunan Cina asal Indonesia yang hijrah ke ke Singapura. Perjalanannya ke Negeri Singa berawal saat terjadi kerusuhan besar-besaran di Indonesia pada 1998. Ayahnya (Ferry Salim) menyuruh Ria, sapaan akrab Merry, pergi karena alasan keselamatan.
Tinggal sebatang kara di negeri orang bukan hal mudah bagi setiap orang, termasuk Ria. Tak ada satu pun yang dia kenal sehingga Singapura saat itu menjadi tempat paling asing. Beruntung, dia akhirnya bertemu dengan Irene (Kimberly Ryder), sahabat SMA nya yang kebetulan kuliah di Nanyang Technological University.
Ria akhirnya mengikuti tes masuk universitas itu agar bisa tinggal di asrama bersama Irene. Beruntung, dia berhasil lulus ujian. Namun, masalah lain datang karena kondisi keuangannya tak cukup untuk membiayai kuliah.
Berkat bantuan Alva (Dion Wiyoko), seniornya di kampus itu, yang bersedia menjadi penjamin, Ria dipinjamkan dana dari Pemerintah Singapura sebesar 40 ribu dolar Singapura. Masalah belum selesai, lantaran Ria harus putar otak agar bisa melunasi hutangnya.
Kondisi susah sehingga harus menguras tenaga demi bisa sukses, jadi sajian utama di film Merry Riana garapan sutradara Hestu Saputra. Cerita diangkat dari novel kisah nyata berjudul "Mimpi Sejuta Dolar Merry Riana" yang ditulis oleh Alberhiene Endah.
Bagi penonton yang belum membaca bukunya, kemirisan Ria berjuang untuk hidup di Singapura sepertinya belum maksimal ditampilkan di dalam film. Tentu saja durasi menjadi pertimbangan utamanya. Tapi setidaknya, film ini cukup inspiratif dan menghibur.
Keseriusan penggarapan film dengan mengambil 90 persen lokasi syuting di Singapura juga tak sejalan dengan properti yang digunakan. Wajar, jika tak sedikit penonton akhirnya mengerutkan dahi ketika melihat pecahan duit seratus ribu di tahun 2000an muncul di tahun 1998. Contoh lainnya, di tahun itu seharusnya belum ada iPhone.
Sementara, adegan dialog para pemain utama cukup bisa membangun drama meskipun masing-masing tokoh kurang maksimal menonjolkan karakternya. Namun Dion Wiyoko mampu memainkan perannya sebagai lelaki yang 'dingin' namun romantis.
Film yang diadaptasi dari novel atau buku memang tak selalu sama dengan cerita aslinya. Tentunya sutradara film dan juga pembaca punya imajinasi yang berbeda. Sutradara dan penulis skenario banyak menyisipkan bumbu-bumbu agar film lebih menarik dan masuk selera pasar. Hal itu mungkin terjadi pada film Merry Riana walaupun tak menghilangkan sisi inspiratifnya.
Sutradara : Hestu Saputra
Penulis : Titien Wattimena dan Rahabi
Produser :Dhamoo Punjabi dan Manoj Punjabi
Pemeran : Chelsea Islan, Dion Wiyoko
Kimberly Ryder, Ferry Salim, Niniek L. Karim, Tuti Kembang Mentari, Sellen Fernandez, Mike Muliadro, Cynthia Lamusu
Rumah produksi : MD Pictures
Tanggal rilis : 24 Desember 2014
"Merry Riana" : Mengejar Mimpi di Negeri Orang
Selasa, 23 Desember 2014 | 13:37 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
4 Ide Office-Look dengan Rok ala Chelsea Islan, Tampil Simpel tapi Classy!
24 Oktober 2024 | 13:05 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Brian Praneda: Draft Klausal Perdamaian dengan Agus Salim Sudah Disepakati Pratiwi Noviyanthi Dahulu
Entertainment | 23:44 WIB
Entertainment | 22:50 WIB
Entertainment | 22:00 WIB
Entertainment | 21:55 WIB
Farhat Abbas Takut-takuti Musuh Agus Salim dengan Ancaman Siksa Neraka: Orang Buta Itu Kekasih Allah
Entertainment | 21:45 WIB
Entertainment | 21:35 WIB
Entertainment | 21:30 WIB
Entertainment | 21:20 WIB
Entertainment | 21:15 WIB