Wanda Hamidah Setia Jadi Politikus

MadinahIsmail Suara.Com
Sabtu, 08 November 2014 | 10:00 WIB
Wanda Hamidah Setia Jadi Politikus
WANDA HAMIDAH-ISMAIL
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meski didepak dari Partai Amanat Nasional (PAN) gara-gara berpihak ke kubu Jokowi pada Pilres Juli lalu, artis sekaligus politisi Wanda Hamidah mengaku akan tetap bertahan di panggung perpolitikan Tanah Air.

Pascapemecatan, tak sedikit partai raksasa yang mendekati dan berusaha meminangnya untuk ikut bergabung. Namun, belum satupun dia tanggapi.

Jomblo tanpa bendera politik, Wanda bersama rekan-rekannya justru mendirikan Kelompok Studi Trisaksti, sebuah organisasi masyarakat (ormas) yang sengaja dibuat untuk mengkaji kebijakan pemerintahan saat ini.

Berikut wawancara Suara.com (S) dengan Wanda Hamidah (W) di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, belum lama ini.


S: Ada sakit hati dipecat dari partai?

W: Nggak (sakit hati). Saat sakit, justru tak boleh bikin partai. Sudah banyak pemimpin Indonesia memberikan contoh tidak baik kepada masyarakat karena sakit hati, dendam. Persoalan bangsa tidak akan selesai kalau terus saling membalas, tidak menerima kekalahan.

S: Apa yang membuat kamu memilih bertahan menjadi seorang politisi?

W: Jiwa saya di politik. Tetapi saya memahami perjuangan politik bisa dilakukan di mana saja. Bisa di dalam atau di luar politik.

S: Dengan kata lain, kamu mau bekerja di luar partai?

W: Mungkin karena saya sudah dipecat di partai politik, jadi saya akan tetap melakukan langkah-langkah politik di luar partai.

S: Misalnya apa?

W: Kami baru mendeklarasikan Kelompok Studi Trisaksti yang sebenarnya kelompok ini sudah berdiri sejak 16 tahun yang lalu ketika kami masih menjadi aktifis mahasiswa.

S: Organisasi ini bergerak di bidang apa?

W: Semacam ormas (organisasi masyarakat), tetapi ruang lingkupnya sekarang lebih luas lagi. Bukan hanya alumni dari Univeristas saya (Trisakti) saja, tetapi dari universitas-universitas lain. Tugasnya adalah mengkaji kebijakan-kebijakan pemerintah saat ini.

S: Siapa saja anggotanya?

W: Nggak cuma saya, tetapi teman-teman saya yang profesional. Ada lawyer, ekonom dan pengusaha.

S: Tujuan organisasi itu dibentuk?

W: Kita merasa punya beban moral untuk ikut mencerahkan dan memberikan pendidikan politik kepada masyarakat dan mengingatkan ancaman neo orde baru yang secara nyata sudah terjadi di Indonesia, dan meluruskan serta menjaga marwah reformasi yang sekarang mulai dibelokkan.

S: Pernah berharap ditawari jadi Menteri di Kabinet Kerja Jokowi?

W: Nggak ada. Artinya ketika saya membaktikan terjun ke politik, konskuensi ini adalah pengabdian saya di bidang politik. Apapun termasuk saya diberi amanah harus saya terima dengan baik.

S: Kalau kamu sendiri ingin jadi Menteri apa?

W: Saya tidak ada ambisi untuk menduduki jabatan apapun. Saya rasa Pak Jokowi akan sangat bijaksana menempatkan seseorang sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.

S: Ada tawaran untuk bergabung di partai lain setelah dipecat dari partai lama?

W: Ada. Tapi tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu pemikiran yang sangat-sangat matang.

S: Seperti apa partai ideal yang kamu inginkan ?

W: Partai ini harus bener-benar menomor satukan kepentingan rakyat, mewakili kepentingan dan aspirasi masyarakat, bukan partai.

S: Sudah menemukan partai ideal kamu?

W: Sampai saat ini belum ada. Tetapi mudah-mudahan saya bisa menimbang. Nggak semua partai sempurna, tetapi saya mencari di mana lebih sedikit kelemahan dan kekurangannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI