Suara.com - Meski didepak dari Partai Amanat Nasional (PAN) gara-gara berpihak ke kubu Jokowi pada Pilres Juli lalu, artis sekaligus politisi Wanda Hamidah mengaku akan tetap bertahan di panggung perpolitikan Tanah Air.
Pascapemecatan, tak sedikit partai raksasa yang mendekati dan berusaha meminangnya untuk ikut bergabung. Namun, belum satupun dia tanggapi.
Jomblo tanpa bendera politik, Wanda bersama rekan-rekannya justru mendirikan Kelompok Studi Trisaksti, sebuah organisasi masyarakat (ormas) yang sengaja dibuat untuk mengkaji kebijakan pemerintahan saat ini.
Berikut wawancara Suara.com (S) dengan Wanda Hamidah (W) di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, belum lama ini.
S: Ada sakit hati dipecat dari partai?
W: Nggak (sakit hati). Saat sakit, justru tak boleh bikin partai. Sudah banyak pemimpin Indonesia memberikan contoh tidak baik kepada masyarakat karena sakit hati, dendam. Persoalan bangsa tidak akan selesai kalau terus saling membalas, tidak menerima kekalahan.
S: Apa yang membuat kamu memilih bertahan menjadi seorang politisi?
W: Jiwa saya di politik. Tetapi saya memahami perjuangan politik bisa dilakukan di mana saja. Bisa di dalam atau di luar politik.
S: Dengan kata lain, kamu mau bekerja di luar partai?
W: Mungkin karena saya sudah dipecat di partai politik, jadi saya akan tetap melakukan langkah-langkah politik di luar partai.