Suara.com - Ketika pemilu umum presiden digelar pada 9 Juli 2014 lalu, Julia Perez (Jupe) merasa sulit menentukan pilihan dua kandidat calon presiden, Joko Widodo atau Prabowo Subianto.
Jupe awalnya mendukung Prabowo walau pemberitaan di media santer mantan Jenderal Kopassus itu terlibat dalam kasus pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM) tahun 98. Jupe tak melihat adanya bukti Prabowo terlibat.
"Bagi gue, sosok Prabowo seperti sosok Soekarno yang pada masa kepemimpinannya banyak disegani. Dia punya karakter dan wibawa yang kuat soal ketegasan," tutur Jupe dalam buku yang mengisahkan dirinya berjudul Jupe: My Uncut Story.
Menurutnya, zaman dulu tak ada yang berani melawan Soekarno dan Prabowo. Akhirnya, ia pun memberanikan diri menulis di Twitter saat pesta pemilu jika ia siap dipinang jadi isteri Prabowo yang telah menduda sejak 1998.
"Dear Prabowo, Jupe siap dipinang kapan aja Bapak mau. Bapak kan, mau jadi presiden. Butuh istri? Jupe siap, Pak #RI1," kata Jupe dalam buku yang memuat 161 halaman itu.
Mantan kekasih Gaston ini mengaku cuma bercanda menulis itu. Menurutnya, wanita yang cocok mendampingi Prabowo adalah perempuan yang seperti Margareth Thatcher, mantan perdana menteri Inggris yang dijuluki 'wanita bertangan besi'.
Jupe senangnya bukan main ketika Prabowo membalas Twitternya. Tapi, kata Jupe, bukan berarti ia mendukung Prabowo sepenuhnya.
"Abisnya, gue keburu patah hati sih, ternyata Pak Prabowo sudah punya pacar. Sakit hati gue. Kalau gini caranya, lebih baik gue ke Jokowi aja," kata perempuan yang tengah menjalani operasi kanker serviks di Singapura ini.