Suara.com - Film Gunung Emas Almayer yang akan tayang perdana pada 6 November 2014 mendatang diklaim menghabiskan biaya tak sedikit. Sam Siregar dari Rumah Produksi Media Desa Indonesia mengatakan total biaya yang digelontorkan kurang lebih Rp 60 miliar.
"Total budget 5 juta dollar. Sepertiganya habis di properti desain," kata Sam saat menggelar jumpa pers di Tea Spa, Jakarta Selatan, Rabu (29/10/2014).
Eksekutif Produser Rahayu Saraswati mengatakan pengeluaran biaya sebesar itu wajar karena timnya harus membawa suasana Malaka abad 19.
"Lokasi syutingnya itu di kampung yang penduduknya sangat sedikit sekali, benar-benar di hutan. Dan kita harus membangun infrasuktur khusus di sana untuk film ini," kata eksekutif produser film Rahayu Saraswati.
Gunung Emas Almayer terinspirasi dari novel klasik Almayer's Folly karya Joseph Conrad yang terbit pada 1895. Film ini menceritakan tentang Kaspar Almayer, seorang pedagang dan arkeolog asal Belanda yang terobsesi menemui gunung emas. Dia hidup di Malaka pada abad 19.
Film ini disutradarai oleh U-Wei Bin Haji Saari. Sementara yang membintanginya antara lain Peter O`Brien, Sofia Jane, Rahayu Saraswati, aktor senior El Manik dan Alex Komang, Adi Putra, Diana Danielle, Khalid Salleh, Bront Palarae, dan Sabri Yunus.
Novelis Conrad yang memiliki nama asli Józef Teodor Conrad Korzeniowski membuat tulisan setelah melakukan perjalanan keliling dunia. Rahayu mengatakan, yang paling berkesan, melalui film ini dapat menambah wawasan melihat bagaimana identitas masyarakat Melayu di akhir abad 19.
Lebih lanjut Saraswati mengatakan, filmnya banyak mewujudkan kultural di masa itu. Seperti hutan rimba yang menjadi komunitas imajiner Desa Sambir Borneo. "Penonton akan hanyut dan terbawa dalam cerita," ujarnya. Gunung Emas Almayer merupakan kolaborasi dua rumah produksi, yakni Media Desa Indonesia (Indonesia) dan Tanah Licin (Malaysia).