Suara.com - Ada cerita menarik di balik penggarapan serial televisi Keluarga Garuda di Dadaku yang akan tayang di RCTI pada 2, 9, dan 16 November mendatang pada pukul 14.30 sampai 16.30 WIB. Penulis cerita, Salman Aristo merasa punya hutang kepada seorang juru parkir.
"Saya pernah iseng pakai baju produksi film Garuda di Dadaku ke bank. Terus ketemu tukang parkir. Dia bilang, 'Mas yang bikin Garuda di Dadaku ya? Bikin lagi ya mas, bagus soalnya'. Saya merasa seperti punya utang," kata Salman ditemui di jumpa pers serial Keluarga Garuda di Dadaku, Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (28/10/2014).
Keinginan si tukang parkir itu, kata Salman, seperti cerminan bahwa masyarakat Indonesia merindukan film Garuda di Dadaku yang pernah tayang di bioskop pada beberapa tahun lalu. Dari situ, dia kemudian terpikir untuk membuat serialnya.
"Ini menjadi bukti bahwa sepak bola, cerita di film itu sudah jadi bagian dari kita. Suka atau tidak kita pasti terlibat dalam pembicaraan sepak bola Indonesia," ucapnya.
Soal mengapa dibuat dengan format serial, Salman mengatakan dia dan tim ingin membuat trobosan baru buat industri pertelevisian di Indonesia. "Di Inggris serial itu pendek-pendek episodenya," ujar dia.
Serial Keluarga Garuda di Dadaku diadaptasi dari film Garuda di Dadaku. Menurut Salman, yang paling membedakan antara keduanya adalah soal fokus ceritanya, yakni lebih menyoroti kehidupan Johan (Oka Antara), pelatih sepak bola remaja, sebagai kepala dua keluarga, yakni di rumah dan di lapangan.
"Jadi bukan cuma nilai nasionalisme tetapi nilai keluarga dan persahabatan," katanya. (Yazir Farouk)