Dream Theater Tiga Jam Hibur Penonton Jakarta

Tomi Tresnady Suara.Com
Senin, 27 Oktober 2014 | 07:00 WIB
Dream Theater Tiga Jam Hibur Penonton Jakarta
Dream Theater tampil di Lapangan D Senayan Jakarta, Minggu (26/10/2014) [Suara.com/Tomi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ribuan metalhead berbaju hitam merangsek masuk ke venue Lapangan D Senayan Jakarta tempat berlangsungnya konser band progresif rock atau progresif metal Dream Theater (DT) di Minggu (26/10/2014) tadi malam.

Mereka sangat antusias ingin menyaksikan John Myung (bas), John Petrucci (gitar), James LaBrie (vokal), dan Jordan Rudess (keyboard), dan Mike Mangini (drum) tampil untuk kedua kalinya di Jakarta. Sekitar pukul 20.00 WIB, para dewa pun akhirnya muncul dan langsung menggetarkan venue dengan intro False Awakening Suite dan bersambung ke lagu pembuka The Enemy Inside.

Berbeda dengan konser di MEIS Ancol pada 2012 lalu, kali ini mereka tampil di depan para metalhead Indonesia memboyong tur dunia Along for the Ride. Lagu terbaru yang mengisi album self titled terbitan 2013 mereka mainkan, yakni The Enemy Inside, The Shattered Fortress, On the Backs of Angels, The Looking Glass, Trial of Tears, Enigma Machine, Along for the Ride, dan Breaking All Illusions.

Selain itu, ada jeda 13 menit untuk masuk ke set kedua. Pada set kedua, mereka memilih lagu-lagu yang berada dalam album Awake yang diriis pada 4 Oktober 1994, yakni The Mirror, Lie, Lifting Shadows Off a Dream, Scarred, Space-Dye Vest, dan Illumination Theory.

Sukses menggeber itu semua, kemudian masuk encore, di mana mereka memainkan lagu yang mengisi album Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory yang rilis 26 Oktober 1999, yakni Verture 1928, Strange Déjà Vu, The Dance of Eternity, dan Finally Free.

Butuh tiga jam para dewa itu menyelesaikan setlist sebanyak 18 lagu hingga kaki terasa pegal di venue outdour beralaskan rumput yang kering akibat kemarau.Namun, walau pegal tak sedikit pun ingin meninggalkan venue karena selalu penasaran dengan permainan musik rumit yang dimainkan secara live.

Sungguh luar biasa melihat permainan kuintet ini. James LaBrie yang sudah berusia 51 tahun masih mampu hadirkan suara melengking. Lagu yang terdapat di album Awak dirilis 20 tahun lalu, dan Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory yang rilis pada 15 tahun lalu seperti tak ada bedanya. Hebat!

Jordan Rudess yang berusia 57 tahun juga masih perkasa dengan kecepatan jemarinya menekan tuts keyboard. Dewa yang satu ini seperti biasanya menampilkan mimik yang santai, namun ketangkasan jari-jarinya mampu menaklukkan nada sambil tersenyum kepada penonton. Gimmick-nya yang sering ia tampilkan adalah memutar-mutarkan arah ia bermain keyboard, dan kadang bermain dengan posisi keyboard miring karena penopangnya sudah dimodifikasi.

John Petrucci yang pernah bergabung dengan G3 bareng Steve Vai dan Joe Satriani juga menghadirkan permainan gitar tingkat dewa hingga ribuan penonton tersihir dan dibuat terpesona olehnya. Sementara John Myung jarang beranjak dari posisi berdirinya, Mike Mangini merangkai set drum yang langka dan ditunjang oleh permainan yang mampu bikin penonton ternganga.

Tak terasa tiga jam sudah dimainkan oleh kuintet itu. Dengan dukungan panggung cukup besar, tata lampu yang apik, sound system sebesar 12 ribu watt, hingga wajar penonton yang jumlahnya diperkirakan di atas 5 ribuan (klaim) bersedia membayar tiket Rp 750 ribu hingga Rp 1,25 juta.

Musik yang mereka ciptakan penuh dengan drama. Ada komposisi musik ceria, seram, lucu, bahkan menangis. Komposisi yang mereka buat bukan murahan. Lagi-lagi harus punya kemampuan tingkat dewa. Itu juga yang bikin musik DT tak pernah lekang oleh waktu, dan kehilangan penggemar. Malah, semakin banyak anak-anak muda yang doyan dengan musik rumit DT. Anak-anak muda pun banyak yang sadar jika mereka harus mendengarkan musik yang bisa mencerdaskan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI