Suara.com - Abdee Negara alias Abdee 'Slank' merupakan sosok di balik sukses gelaran Syukuran Rakyat Salam 3 Jari menyambut pelantikan Presiden Joko Widodo menjadi pemimpin bangsa ke-7 pada 20 Oktober lalu di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Di masa kampanye, dia juga sukses merangkul ratusan ribu masyarakat tumpah ruah di Gelora Bung karno (GBK).
Hebatnya lagi, Abdee mampu menggandeng sejumlah musisi dan selebritis yang semula mendukung pasangan Prabowo-Hatta ikut bergabung dalam acara syukuran tersebut.
Sejak pertarungan presiden dimulai, Abdee dan personel Slank menentukan arah politik mereka dengan mendukung Jokowi-JK. Kampanye hitam dan fitnah membuatnya tergerak membela capres pilihannya. Karena keberpihakan itu pula, usai gelaran akbar Konser Rakyat, dia sempat disebut-sebut bakal kecipratan 'jatah kekuasaan' dari sang Presiden.
Berikut wawancara eksklusif Suara.com (S) dengan Abdee 'Slank' (A) di Jalan Potlot III, Jakarta Selatan, Jumat (24/10.2014) kemarin.
S: Darimana datang ide bikin pesta rakyat?
A: Idenya dari banyak orang. Setiap saya ketemu orang, komunitas-komunitas, teman-teman, semua punya ide yang sama membuat sesuatu pada tanggal 20 (Oktober) dengan berbagai macam alasan.
Banyak kelompok-kelompok yang pengen bikin. Jadi saya pikir kenapa nggak disinergiin aja. Dari situ kita coba bentuk kepanitiaan. Untuk membuat satu rangkaian acara. Akhirnya jadilah rangkaian itu yang berjalan dari tanggal 17 sampai 20 Oktober.
S: Persiapannya sejak kapan?
A: Persiapannya itu dari awal bulan Oktober. Tapi ide-ide sudah muncul dari jauh hari sebelumnya. Dari sejak pengumuman menangnya Jokowi-JK kan sudah ada pemikiran untuk bikin inagurasi. Semua punya ide. Sebenarnya semua ide itu punya keinginan yang sama yaitu menjadikan inagurasi ini sebagai momen untuk menyerukan dan memperlihatkan bahwa rakyat telah berhasil, bahwa semua keberhasilan ini adalah keberhasilan rakyat.
S: Anda bilang ide datang dari berbagai komunitas dan kelompok. Mereka siapa saja?
A: Banyak. Komunitas dari musisi, temen-temen relawan, aktivis, komunitas lingkungan hidup, relawan-relawan Jokowi-JK, sampai komunitas-komunitas seni, komunitas-komunitas profesional juga. Mereka punya pemikiran sama bahwa tanggal 20 Oktober itu jadi momentum bangkitnya rakyat. Bahwa selama ini rakyat apatis, tidak pernah dilibatkan ikut memikirkan bangsa. Nah, pada Pilpres kemarin semua orang terlibat untuk melakukan sesuatu, baik itu yang dukung Jokowi-JK maupun Prabowo-Hatta. Kalau tanggal 5 Oktober (konser Salam Dua Jari), Kan itu momennya rakyat pendukung Jokowi JK. Nah, kalau yang pesta rakyat kemarin momennya rakyat bersatu. Makanya judulnya Syukuran Salam Tiga Jari.
S: Bagaimana kamu mengumpulkan banyak artis di acara itu? Ada kesulitan?
A: Iya memang ada tantangan, tapi sebenernya tidak sulit. Kita harus lebih jeli dan fokus untuk menggabungkan beberapa kepala dan beberapa ide dari komunitas. Memang tidak sulit karena sudah tahu tujuannya apa dan punya semangat yang sama. Biasanya menyatukan atau menyelenggarakan sebuah event butuh motivasi, tapi semua sudah termotivasi, jadi gampang.
Setiap komunitas bertanggung jawab dengan acaranya sendiri. Saya sebagai panitia hanya mencoba merangkai dari awal sampai akhir menjadi sebuah perayaan, syukuran yang bisa teratur rapi dan yang paling penting pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat itu sampai.
S: Ada campur tangan Jokowi-JK?
A: Tidak ada. Karena ini nggak ada urusan sama Jokowi-JK. Syukuran itu adalah syukuran rakyat untuk rakyat bahwa kita telah berhasil menjalankan pilpres yang hebat, tetap bersatu. Kita patut syukuri. Bahwa kita undang Jokowi- JK untuk datang melakukan syukuran bersama kita, beliau setuju-setuju saja. Misalnya kita sudah siapkan Pak Jokowi kita undang untuk datang ke Monas, acaranya kayak gini-gini, nanti pak Jokowi kita jemput di HI, oke setuju mau. Dari istana kita siapkan jalur untuk ke Monas oke, tapi ternyata dia nggak lewat situ malah jalan kaki. Artinya, dia nggak datang pun acara tetap berjalan, itu bukan acara Jokowi-JK.
S: Ada beberapa musisi yang tampil di pesta rakyat itu adalah pendukung pasangan Prabowo-Hatta. Misalnya saja Anang Hermansyah. Dia sengaja diundang atau bagaimana?
A: Sebetulnya banyak yang mau ikut, cuma waktunya nggak bisa. Yang sudah konfirm seperti Pasha Ungu, selain Anang banyak. Ada Syahrini juga. Saya bilang tadi bahwa syukuran ini untuk rakyat, pesan dari acara ini adalah persatuan. Kita bersyukur telah melalui Pilpres yang hebat, kita tetap bersatu. Persatuannya itu menjadi hal yang penting. Jadi semua orang kita ajak. Dan ternyata temen-temen musisi yang di Pilpres mendukung Prabowo-Hatta punya pemikiran yang sama bahwa ini saatnya untuk bersatu.
S: Tidak ada gengsi politik?
A: Nggak lah ini dari kita untuk kita. Saya melihatnya gini, yang bertentangan itu elit politik. Kita masyarakat hanya berharap dan mendukung salah satu calon karena percaya dengan calon itu. Pendukung Prabowo dan Jokowi punya tujuan yang sama, pilihannya aja beda.
S: Ke depan bakal ada acara lagi?
A: Nggak ada lah. Kan kita sudah mengantar proses demokrasi ini pada tahap terpilihnya presiden. Buat saya dan temen-temen Slank kenapa akhirnya terjun, kita melihat bahwa sepertinya kita tidak bisa tinggal diam dan harus melakukan sesuatu agar terjadi perubahan besar. Dan sekarang pemimpinnya sudah terpilih, kita biarkan mereka bekerja. Setelah itu kita perhatikan, kalau ada yang melenceng atau kebijakan yang tidak pro-rakyat pasti kita akan tegur dengan cara-cara teguran langsung atau apa pun itu. Tujuan kita bukan hanya memilih Jokowi JK, tapi tujuan kita ingin terjadi perubahan Indonesia menjadi lebih baik.
S: Bagaimana akhirnya Slank memutuskan terlibat mendukung pasangan Jokowi-JK?
A: Saya juga tidak pernah kepikiran. Kita memutuskan mendukung Jokowi-JK di Pilpres kemarin, banyak hal yang harus dilakukan. Tadinya kita hanya ingin mendukung saja tapi ternyata terjadi fitnah, kampanye hitam, akhirnya masyarakat jadi buram. Mereka jadi tidak tahu mana yang bener, tidak bisa objektif memilih presidennya karena terlalu banyak fitnah. Saya pikir harus ada sesuatu yang dibikin. Saat itu saya putuskan untuk bikin konser Salam Dua jari di GBK pada 5 Oktober, tadinya tidak ada rencana. Ini harus ada semacam ledakan besar yang membuat orang memperhatikan itu. Itu yang saya lakukan.
S: Dan ledakan itu berhasil?
A: Iya, artinya masyarakat harus melihat kenapa orang mau dukung Jokowi dan siapa saja yang dukung Jokowi JK. Dan itu buat tanggal 5 Oktober itu konsepnya sederhana bahwa semua orang yang bekerja tidak dibayar, semua yang datang tidak dimobilisasi. Makanya pesannya bawa makanan sendiri, bawa alat solat sendiri. Dan, Alhamdulillah ledakan itu berhasil mencuri perhatian orang. Itu yang mengubah orang yang tadinya ragu memilih Jokowi akhirnya mendukung. Itu target kami saat itu. Tapi semuanya tidak pernah kepikiran melakukan itu sebelumnya. Buat saya gini, saat saya melontarkan ide saya bisa melakukan itu. Pada saat saya lontarkan ide itu, nggak ada yang mau jalani ya saya jalani.
S: Konser Salam Dua Jari dan syukuran kemarin pasti butuh banyak biaya. Uangnya darimana?
A: Dari komunitas-komunitas itu, sumbangan-sumbangan. Jadi kalau operasional dari kita-kita patungan. Setelah itu, dari komunitas semua datang, misalnya, ada yang nyumbang toilet umum, nyumbang bambu, nyumbang dekorasi bambu di atas monas. Kami bilang bagus nggak, mana fotonya, begitu jadi lho kok nggak seperti contohnya hahaha. Tapi nggak apa lah yang penting itu bukan bagus nggak-nya, tapi semua orang bisa terlibat, bisa berpartisipasi mensyukuri apa yang sudah dilakukan. Keterlibatan semua orang itu menjadi nomor satu.
S: Dari banyaknya relawan, kenapa Anda yang terpilih jadi ketua pelaksana? Bagaimana mekanisme pemilihan itu?
A: Saya tuh nggak pernah bilang kalau saya ketua. Jadi yang kemarin di GBK itu anak-anak yang bilang. Tapi dalam struktur kepanitiaan nggak ada. Kemarin juga gitu di acara syukuran. Tapi ketika kami mau izin tempat kan dibutuhkan nama, siapa yang bertanggung jawab ya semua menunjuk ke saya. Ya kalau ada apa-apa kejadian di Monas pasti saya yang dicari. Kemarin aja pengelola Monas sudah cari-cari saya hahaha. Dia bilang nanti kalau ada yang rusak di Monas saya akan cari Abdee. Buat saya gini, relawanship itu tidak akan pernah berhasil kalau ada yang menonjol. Kerelawanan itu akan berhasil kalau semua rata, semua punya peran. Begitu ada kelompok atau orang yang kelihatan lebih menonjol yang lain akan malas. Ngapain gue capek-capek tapi yang ngetop elu. Kalo saya ngetop karena Slanknya ngetop aja, hahaha.
S: Soal kekecewaan Jay Subiakto di acara pesta rakyat itu bagaimana?Jay bilang relawan di acara itu sudah tak sesolid ketika konser salam dua jari di GBK. Menurut kamu?
A: Ya saya tuh sangat respect sama Jay. Dia orang perfectionist, integritasnya tinggi. Dia mungkin melihat ini dengan cara yang berbeda. Saya sendiri belum ngobrol sama Jay. Saya belum tahu soal berita itu.
S: Tapi Jay terlibat di acara pesta rakyat?
A: Dia bantu di awal. Waktu konsep membuat panggung. Dia kasih ide bentuk panggungnya seperti apa.
S: Saat Jay mundur sempat ada omongan?
A: Nggak ada omongan.
S: Jadi Jay menghilang begitu saja?
A: Ya karena dia sibuk. Dari awal dia sudah bilang banyak kerjaan. Dia bilang gue bantu deh panggungnya.
S: Pagi hari setelah acara, banyak sampah di Monas. Padahal panitia sudah menyiapkan tim khusus untuk membersihkan sampah.
A: Ya namanya kita berusaha tapi kan pasti ada miss-nya. Sebenarnya kami sudah persiapkan tim relawan. Ada dari Bandung dua bus, ada tim pemulung, pokoknya ada empat tim untuk bersih-bersih. Pada pagi dari HI sampai Monas itu berhasil, saat itu clean. Tadinya orang makan di pinggir jalan makanan gratis itu, dari jam 10 sampai siang jalanan itu bersih. Tapi yang di Monas itu berjalan sampai tengah malam. Di Monas tim-tim ini sudah sebarin kantong-kantong sampah. Tapi masyarakat kita..bukti bahwa kita sudah berusaha tapi ada yang salah di sini. Masyarakat belum peduli dengan kebersihan. Saya sih melihatnya berarti masyarakat kita belum peduli dan sadar akan kebersihan. Tapi dengan adanya anak-anak muda yang mau jadi relawan untuk kumpulin sampah, saya sih optimis beberapa tahun ke depan kita mulai sadar akan kebersihan. Yang kedua, sebenarnya malam itu kami sudah siapkan back-up untuk bersih-bersih untuk paginya. Tapi karena miskomunikasi akhirnya mereka bekerja besoknya. Itu jam satu siang sampah sudah bersih kok. Paginya wartawan datang di foto, tapi siangnya sudah bersih kok. Jadi mereka bekerja jam 10 kalau tidak salah, ada 350 orang. Foto sampah yang beredar itu yang pagi, cuma saya nggak mau panjang lah.
S: Konser Salam Dua Jari dan Pesta Rakyat sukses. Anda ditawari posisi oleh Jokowi-JK di pemerintahan?
A: Memang saya ada tampang itu? Hahaha
S: Banyak yang menilai pasti ada udang di balik batu, bagaimana Anda melihatnya?
A: Ya saya ngomong sekarang juga percuma. Lihat aja nanti. Apakah omongan itu bener atau nggak. Pastinya dari saya sih nggak ada.
S: Sudah ada tawaran?
A: Nggak lah. Temen ada yang ngomong saya jadi menteri ekonomi kreatif aja. Saya bilang, gimana mau jadi menteri itu, orang gue ngusulin agar kementerian ekonomi kreatif dihapus. Biar langsung di bawah presiden aja. Ekonomi kreatif itu lintas sektoralnya terlalu banyak. Jadi kalau ditangani oleh satu kementerian agak repot. Mending di bawah langsung presiden saja. Kalau yang pegang kementerian nggak pernah jalan. Ngurusin pembajakan saja bertahun-tahun nggak pernah berhasil. Karena di antara kementerian sendiri nggak bisa koordinasi. Saya usulnya di bawah presiden aja. Dengan begitu bisa lebih terkoordinir.
S: Usul itu sudah disampaikan kepada Jokowi?
A: Iya saya pernah sampaikan waktu iseng-iseng.
S: Respons Jokowi bagaimana?
A: Ternyata banyak orang punya usul itu, bukan cuma saya. Berarti di arah yang bener.
S: Jika ditawari Jokowi, anda mau jadi menteri apa?
A: Saya nggak pengen jadi menteri. Ngapain jadi menteri.
S: Nggak tertarik dengan penghasilan menteri?
A: (Penghasilan) Lebih basah jadi pengusaha, hahaha. Begini, orang yang jadi menteri harus bener-bener untuk mengabdi. Kalau tujuannya untuk pribadi, kelompok, atau kekuasaan mending jangan. Karena nanti akan berakhir di KPK. (Yazir Farouk/Madinah)