Suara.com - Hari ini, 48 tahun yang lalu, Nuno Duarte Gil Mendes Bettencourt lahir di Terceira, Azores, Portugal. Lelaki yang lebih dikenal cukup dengan nama Nuno Bettencourt itu adalah salah satu dewa gitar dunia yang terkenal lewat band rock asal Boston, Amerika Serikat, Extreme.
Anda yang menjalani masa remaja di era tahun 2000-an mungkin belum mengenalnya. Pasalnya, puncak keemasan Nuno bersama Extreme terjadi pada awal tahun 90-an, masa di mana musik rock yang mengandalkan raungan distorsi dan lengkingan melodi gitar masih jadi primadona di panggung musik dunia.
Namun, berani bertaruh, Anda pernah mendengar nada-nada indah dari petikan gitarnya lewat More Than Words, salah satu nomor akustik bernuansa romantik yang dipopulerkan Extreme. Jika masih merasa asing, berikut ini video klip lagu More Than Words, yang bisa didengar untuk menyegarkan ingatan Anda.
Nuno yang lahir di Portugal diboyong keluarganya ke Massachusetts, Amerika Serikat ketika dirinya masih berusia 4 tahun. Saat kecil, Nuno sama sekali tak tertarik musik. Dirinya justru lebih suka main hockey dan sepak bola. Instrumen musik pertama yang ia pelajari adalah drum. Baru ketika duduk di SMP, Nuno mulai belajar mengenal gitar. Jatuh cinta pada alat berdawai enam itu, Nuno sampai sering nekat bolos sekolah hanya agar bisa berlatih gitar tujuh jam sehari. Puncaknya, Nuno berhenti sekolah untuk fokus bermain gitar.
Nuno bukan gitaris biasa. Banyak yang menyebut, Nuno adalah pelopor gitaris Funk Metal. Permainan Nuno mudah dikenali lewat ritem bercampur cabikan melodi cepat dan terkesan funky. Nuno piawai mengawinkan unsur-unsur musik funk yang kaya nada-nada miring dengan tebalnya distorsi gahar khas musik rock. Pabrikan gitar Washburn meng-endorse Nuno dan membuatkan Washburn N4, gitar signature Nuno Bettencourt yang sampai sekarang jadi senjata utamanya di atas panggung. Gaya permainannya bisa Anda lihat di video berikut ini.
Di awal kiprahnya sebagai gitaris, Nuno banyak terpengaruh jagoan gitar dari band Van Halen, Eddie Van Halen. Sedangkan, lagu-lagu yang ia tulis banyak terinspirasi dari karya-karya The Beatles, Led Zeppelin, dan Queen.
Pada tahun 1985, Nuno bergabung dengan Extreme, band asal Boston. Adalah Pornograffitti, album kedua mereka yang melambungkan nama Extreme di jajaran band rock papan atas dunia. Dua single mereka, More Than Words dan Hole Hearted jadi hits dan masih jadi favorit penyuka lagu-lagu slow rock hingga saat ini.
Usai merilis album Waiting for the Punchtime, Extreme vakum. Nuno pun aktif bersolo karier dan berkolaborasi dengan banyak musisi. Salah satunya adalah Rihanna, di mana Nuno bermain sebagai lead gitaris di tiga turnya, Last Girl on Earth, Loud, dan Diamonds World.
Aksi dewa gitar lain yang harus Anda simak:
Slash, Brian May, Joe Satriani, Ian Paice, Paul McCartney