"YANG KETU7UH" Angkat Fenomena Pilpres 2014

Madinah Suara.Com
Senin, 15 September 2014 | 17:31 WIB
"YANG KETU7UH" Angkat Fenomena Pilpres 2014
Trailer film Yang KeTu7uh. [Youtube]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Film dokumenter segera YANG KETU7UH meramaikan bioskop Tanah Air. Film besutan sutradara Dhandy D. Laksono dan di produksi WatchDoc itu akan diputar 25 September mendatang. Film ini diklaim film dokumenter ke-tujuh yang pernah beredar luas dan diputar di bioskop Tanah Air.

Yang KeTujuh diilhami proses pemilihan Presiden Republik Indonesia ke-7 yang berlangsung Juli 2014 lalu. Film ini mengangkat cerita tentang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 kemarin yang disebut-sebut sebagai salah satu pemilu paling fenomenal dalam sejarah karena membelah rakyat dalam dua kubu berbeda.

Sebanyak 19 orang jurnalis dan videografer terlibat dalam penggarapan film yang mulai di produksi awal 2014 lalu. Beberapa bahan bahkan telah dikumpulkan sejak Pemilu 2009 lalu. Trailer film ini ini telah ditonton lebih dari 100.000 kali sejak diunggah ke youtube pada akhir Juli 2014 lalu.

Film ini pertama kali dipertontonkan di tempat terbuka di Taman Fatahillah Jakarta, pada malam HUT Kemerdekaan RI ke-69 dan dihadiri sekitar 3.000 orang.

“Produksi film ini adalah bagian dari tradisi Watchdoc, di luar agenda rutin memproduksi dokumenter untuk sejumlah stasiun televisi di Indonesia,” ujar Andhy Produser Eksekutif Panca Kurniawan.

Co-sutradara Helena Sousa memastikan film ini tidak mendukung apalagi dibiayai kandidat calon presiden tertentu. “Ini film tentang rakyat yang memiliki hak pilih, dan menaruh harapan pada calon presiden yang ketujuh, siapapun yang akhirnya menang,” imbuh ko-sutradara, Hellena Souisa.

Dari catatan rumah produksi terkait, YANG KETU7UH adalah film dokumenter ke-tujuh yang diedarkan secara komersil di bioskop Tanah Air. Ke-enam film sebelumnya adalah Student Movement in Indonesia (2002), Setelah 15 Tahun (2013), The Jak (2007), The Conductors (2008), Pertaruhan (2008) dan Jalanan’ (2014).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI