Suara.com - Hari ini, 68 tahun silam, Farrokh Bulsara lahir di Stone Town, Zanzibar. Anda tentu merasa asing dengan nama tersebut. Namun jika mendengar dirinya melantunkan Bohemian Rhapsody dan We Are the Champions, Anda akan langsung tahu siapa orang ini.
Ya, Farrokh Bulsara adalah nama kecil dari Freddie Mercury, vokalis band Queen yang dikenal memiliki "vocal range" empat oktaf. Freddie disebut-sebut sebagai salah satu penyanyi terhebat dalam sejarah musik populer. Berdasarkan sebuah polling yang diadakan pada tahun 2005, Freddie bahkan dinobatkan sebagai penyanyi lelaki terbaik sepanjang masa.
Lahir di negeri jajahan Inggris, Zanzibar (sekarang Tanzania), Freddie yang adalah etnis Farsi itu besar di India hingga remaja. Ia belajar main piano ketika baru berusia tujuh tahun. Di usia 12 tahun, ia membuat band, The Hectics namanya. Musik-musiknya banyak terpengaruh musisi rock n roll, Cliff Richard dan Little Richard. Seorang kawan masa kecil mengatakan, Freddie pandai sekali meniru musik yang ia dengan di radio dan memainkannya dengan piano.
Di usia 17, Freddie dan keluarga hijrah ke Inggris. Ia lalu kuliah dan mendapat gelar diploma dalam bidang Seni dan Desain Grafis. Konon, kemampuannya membuat desain dipakai untuk membuat logo band Queen. Freddie, yang dikenal sebagai bocah pemalu dan tak banyak omong itu juga pernah membuka kios jualan baju bekas bersama kekasihnya.
Sebelum membentuk Queen, Freddie bergabung dengan sejumlah band, namun tak satupun yang sukses.
Baru pada bulan April 1970, Freddie bertemu dengan Brian May dan Roger Taylor yang sudah lebih dahulu bermain dalam band Smile. Atas prakarsa Freddie, band mereka pun diubah menjadi Queen. Pada saat itulah, Freddie mengganti nama belakangnya, dari Bulsara menjadi Mercury.
Banyak lagu-lagu ciptaan Freddie yang menjadi hits Queen. Beberapa di antaranya adalah Bohemian Rhapsody, Killer Queen, Somebody to Love, We Are the Champions, Don't Stop Me Now, dan Crazy Little Thing Called Love. Di panggung, Freddie terkenal sebagai vokalis yang enerjik. Dirinya selalu bisa menghidupkan suasana di setiap konser Queen. Belum lagi suaranya yang bisa membius para penggemar.
Soal kemampuan olah vokal, Freddie yang adalah seorang gay itu merupakan salah satu vokalis yang sering mendapat puja-puji dari banyak pihak. Tekniknya dianggap luar biasa. Dia tidak pernah punya masalah dengan tempo. Ia mampu bernyanyi secara dinamis. Musikalitas dan kreativitasnya juga teruji dengan menciptakan warna dan nuansa ekspresif dari setiap lirik yang terlontar dari pita suaranya.
Namun, kilau kesuksesannya kian memudar ketika dirinya mulai mengidap penyakit AIDS. Kondisi kesehatannya berangsur-angsur menurun hingga jarang menampakkan diri di hadapan publik. Akhirnya, pada 24 November 1991, Freddie menghembuskan nafas terakhirnya. Penyebab kematiannya adalah sakit pneumonia yang bersumber dari penyakit AIDS-nya.
Meski tinggal nama, popularitas Freddie tak hilang begitu saja. Pascakematiannya, penjualan album Queen meroket. Hingga saat ini, album Queen sudah terjual hingga 300 juta kopi di seluruh dunia. Oleh majalah Classic Rock, Freddie dinobatkan sebagai penyanyi rock terbaik. Sementara oleh Gigwise, Freddie disebut sebagai frontman terbaik sepanjang masa.
Musisi dunia yang juga menarik kisahnya: