Joe Satriani, Antara American Footbal, Jazz, dan Jimi Hendrix

Ruben Setiawan Suara.Com
Selasa, 15 Juli 2014 | 09:00 WIB
Joe Satriani, Antara American Footbal, Jazz, dan Jimi Hendrix
Joe Satriani. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini, 58 tahun yang lalu, seorang dewa gitar lahir di New York, Amerika Serikat. Dia adalah Joe Satriani, salah satu gitaris rock instrumental yang paling terkenal di muka bumi.

Bagi Anda penggemar musik rock, agaknya tidak asing dengan sosok Satriani. Satriani terkenal dengan album-album instrumental solonya yang membius dan menginspirasi banyak gitaris dunia. Beberapa karyanya yang paling dikenal adalah Surfing with the Alien, Flying in a Blue Dream, dan The Extremist. Dari album-album tersebut, banyak nomor yang menjadi hits di berbagai tangga lagu dunia.

Jika belum pernah mendengar musiknya, coba Anda akses Youtube dan dengarkan lagu Always With Me, Always With You, dan Cryin. Joe tahu betul bagaimana mengaduk-aduk emosi dan perasaan pendengar musiknya, membuat mereka seakan masuk ke dunianya.

Satriani, keturunan imigran Italia itu, mulai tergugah untuk serius bermain gitar pada usia 14 tahun, setelah mendengar kematian gitaris favoritnya, Jimi Hendrix pada tahun 1970. Saat itu juga, Satriani yang sedang getol-getolnya bermain American footbal, memutuskan berhenti berlatih dan terjun ke dunia musik.

"Jimi Hendrix meninggal hari ini dan saya akan mengabdikan diri saya untuk memainkan gitar elektrik," tutur Satriani kepada keluarganya seperti dikutip Musicradar.

Skill awal Satriani dalam bermusik ia dapat dari Lennie Tristano, seorang pianis jazz dan Billy Bauer, gitaris yang juga beraliran jazz. Satriani makin handal dan mulai menjadi instruktur gitar. Banyak mantan muridnya yang menjadi gitaris solo dan band hebat dunia. Sebut saja, Steve Vai, gitaris Metallica Kirk Hammett, serta Andy Timmons.

Sepanjang kariernya, Satriani juga kerap berkolaborasi dengan banyak musisi dunia. Dia pernah direkrut pentolan The Rolling Stones Mick Jagger sebagai gitaris tur solonya. Gitaris yang belakangan sering muncul dengan kepala plontosnya itu juga pernah menjadi gitaris band legendaris Deep Purple.

Tapi pencapaian terbesarnya adalah saat pengguna gitar Ibanez itu sukses menggelar konser bersama gitaris-gitaris top dunia. Konser itu dinamai G3 Tour. Sesuai namanya, dalam setiap konser, ada tiga gitaris, termasuk Satriani, yang tampil di panggung. Gitaris yang pernah diajak Satriani tampil sepanggung di G3 adalah Steve Vai, sang mantan murid, gitaris Dream Theater John Petrucci, gitaris Mr. Big Paul Gilbert, gitaris Queen Brian May, Yngwie Malmsteen, Eric Johnson, Steve Morse, dan banyak lagi yang lain.

Satriani memilih amplifier Marshall dan gitar Ibanez sebagai "senjata" utamanya dalam membuat melodi indah. Bahkan, dua nama besar industri musik itu membuatkan seri signature bagi dirinya. Soal penghargaan, Satriani sudah 15 kali dinominasikan dalam kategori Penampilan Instrumental Rock Terbaik, meskipun belum pernah sekalipun menjadi pemenangnya.

REKOMENDASI

TERKINI