Media Italia Sebut Dua Persen Pastor Vatikan Pelaku Paedofil

Ardi Mandiri Suara.Com
Minggu, 13 Juli 2014 | 23:44 WIB
Media Italia Sebut Dua Persen Pastor Vatikan Pelaku Paedofil
Ilustrasi anak korban pelecehan seksual (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Surat Kabar Italia, La Repubblica membuat artikel yang mengegerkan Vatikan. Mengklaim telah mengutip pernyataan pemimpin Vatikan, Paus Fransiskus, media tersebut menyebut sekitar dua persen pastor Katolik Roma adalah pelaku kekerasan seksual terhadap anak atau paedofilia.

Artikel itu ditulis oleh pendiri La Repubblica, Eugenio Scalfari, yang mengaku terlibat percakapan dengan Paus Fransiskuks selama satu jam.

Menurut statistik Vatikan pada 2012, terdapat 414.000 pastor Katolik Roma di dunia. Bila dua persen di antaranya menjadi pelaku paedofil, maka sekitar 8.000 pastor Vatikan diduga menjadi lakon kejahatan seksual tersebut.

"Saya meyakini data yang saya miliki dapat dipercaya. Tingkat paedofilia di gereja sekitar dua persen," kata Paus Fransiskus tulis surat kabar tersebut, seperti dikutip dari laman Reuters, Minggu (13/7/2014).

"Kami memiliki kusta di rumah kami sendiri," lanjut Paus.

Vatikan Panas
Sementara itu, menyikapi artikel yang dibuat La Reppublica, Juru Bicara Vatikan, Pastur Federico Lombardi, mengaku berang. Dia menuduh La Reppubblica mendeskreditkan pihak Vatikan.

"Kutipan Paus yang dimuat surat kabar itu tidak akurat. Kami mencatat kebiasaan Scalfari dalam membuat tulisan. Dia sering mewawancara tokoh tanpa mencatat atau merekam ucapan mereka. Kemudian dia merekontruksi tulisan hanya dari ingatannya saja," kata Federico.

Seperti diketahui, pada pekan lalu, Paus Fransiskus mengadakan pertemuan dengan korban kasus pelecehaan seksual yang diduga dilakukan oleh pastur Katolik.

Saat itu, Paus Fransiskus mengaku sangat terpukul dan bersumpah tidak akan memberikan toleransi kepada pastur kejahatan seksual.

"Pelaku harus bertanggung jawab. Gereja menangis dan terpukul dengan kejadian ini," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI