Media Jerman Ulas Seragam Nazi Ahmad Dhani

Tomi Tresnady Suara.Com
Rabu, 25 Juni 2014 | 14:35 WIB
Media Jerman Ulas Seragam Nazi Ahmad Dhani
Ahmad Dhani mengikuti Deklarasi Gerakan Muda (Gema) untuk Indonesia di Rumah Polonia Jalan Cipinang Cempedak Jakarta, Rabu (21/5). [suara.com/Bowo Raharjo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam dua minggu, negara Islam terbesar di dunia akan memilih kepala negara baru. Negara dengan penduduk lebih dari 185 juta itu akan berpartisipasi pemilihan presiden pada 9 Juli.

Pilihan antara dua kandidat, Gubernur Ibu Kota Jakarta, Joko Widodo, dan mantan Jendral Prabowo Subianto.

Calon presiden karismatik Jokowi, julukan Joko Widodo, menjadi favorit minggu-minggu terakhir kampanye. Tapi kandidat saingannya, Prabowo, menerbitkan lagu untuk menginspirasi anak muda Indonesia.

Lagu klasik Queen, "We Will Rock You" dinyanyikan oleh empat bintang pop terkemuka di Indonesia (Ahmad Dhani, Husein Alatas, dan Nowela) dengan memasukkan nama Prabowo dan Hatta Rajasa ke dalam lirik.

Dilanjutkan dengan lirik, "Indonesia Bangkit siapa lagi yang mampu membawa Indonesia dari keterpurukan, siapa lagi kalau bukan kita?

Media online Spiegel juga menulis sub-judul Prabowo "bermain" dengan atribut Nazi. Lebih eksplosif dari lirik, bagaimanapun, adalah pakaian penyanyi Ahmad Dhani. Dia memakai jaket seragam hitam yang menyerupai seragam pemimpin tentara SS Heinrich Himmler. Dhani memakai lambang yang sama dan disebut medali darah di dadanya.

Lalu, Spiegel menulis gambaran tersebut sengaja dipentaskan dengan simbol rezim Nazi di Indonesia dengan terang-terangan. "Dritte Reich" dianggap model kekuatan militer dan efisiensi pemerintahan. Buku karya Adolf Hittle, Mein Kampf dijual bebas di toko buku. Di Bandung, bahkan ada kafe yang pelayannya menggunakan seragam SS.

Calon Presiden Prabowo menempatkan kampanyenya dengan atribut militer. Lada laman Facebook resmi, Prabowo memakam seragam "milisi" Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya).

Prabowo disebut Spiegel sebagai putra (menantu) mantan diktator Suharto. Media tersebut juga menulis Prabowo pernah terlibat operasi di Timor Timur di mana peristiwa pembataian di sana terjadi pada era 80-90an.

Setelah kejatuhan Suharto pada 1988, Prabowo sempat mengasingkan di di Yordania dalam beberapa tahun. Setelah kembali, ia mendirikan Partai Gerindra pada 2008.

Dalam kampanye pemilu saat ini, ia telah lama dianggap sebagai harapan dalam pertarungan melawan Jokowi. Dalam beberapa pekan terakhir, kesenjangan kedua kandidat menurut cepat dalam jajak pendapat.

Aktivis demokrasi dan jurnalis takut jika Prabowo memenangkan pemilu karena akan kembali ke jaman kegelapan kediktatoran.(Speigel)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI