Suara.com - Artis Oki Setiana Dewi resmi dipersunting Ory Vitrio sebagai istri sejak 12 Januari 2014 silam. Banyak perbedaan yang dirasakan bintang film ketika Cinta Bertasbih itu semenjak menyandang status sebagai seorang istri.
Sayangnya, masa indah sebagai sepasang pengantin baru seringkali mereka lewatkan. Oki banyak menghabiskan waktunya di lokasi syuting, sementara sang suami sibuk dengan bisnis kulinernya.
Di tengah kesibukannya, Oki berusaha menjadi seorang muslimah dan istri yang baik buat suaminya. Lalu seperti apa perempuan muslimah idela yang baik di mata Oki Setiana Dewi? Berikut kutipan wawancara Suara.com (S) dengan Oki Setiana Dewi (O) dan Ory Vitrio alias Rio (R).
S: Apa yang berubah dari diri Kamu setelah berstatus sebagai seorang istri?
O: Perbedaan paling mendasar adalah kalau dulu karena masih sendiri sehingga apapun dikerjakan secara sendiri. Kalau sekarang harus ada hal lain yang dikerjakan. Kebetulan saya lebih banyak di lokasi syuting, nggak banyak waktu bersama suami. Ketika ada waktu bersama suami ya dimanfaatkan betul momen itu. Kalau ditanya apa bedanya, sekarang ada kewajiban dan tugas seorang istri, serta ada tempat untuk berbagi.
S: Istri solehah di mata Kamu seperti apa?
O: Bukan di mata saya ya, tapi di mata Al-Quran. Istri solehah di mata Al-quran surat Annisa ayat 34 itu adalah perempuan yang taat kepada Allah dan menjaga diri ketika suaminya tidak ada. Itu definisi dari Al Quran. Sementara definisi perempuan solehah di dalam hadis dikatakan bahwa perempuan yang menyenangkan bila dipandang, patuh bila diperintah dan menjaga diri bila suami tidak ada. Sehingga saya yang lemah ini selalu berusaha menjadi perempuan yang baik. Setiap orang yang berumah tangga pasti ingin menjadi istri yang baik. Saya lemah, saya butuh bantuan Allah agar dijadikan istri yang baik.
S: Bagaimana Kamu melihat emansipasi wanita dikaitkan dengan status dan peran sebagai seorang istri?
O: Emansipasi wanita nggak perlu ya kalau kita kembali ke Al Quran dan hadis. Karena semua sudah ada fungsi dan tugasnya masing-masing. Laki-laki ada tugasnya, perempuan pun begitu. Suami tugasnya mencari nafkah sementara istri mengurus suami dan anak-anaknya jika memang sudah memiliki anak Bagaimana bila perempuan bekerja? Boleh saja jika suami mengizinkan. Bagaimana kalau perempuan bekerja kemudian menafkahi juga? Di dalam Islam si perempuan itu dapat dua pahala, yaitu pahala silaturahim dan pahala sedekah. Jadi kalau dikatakan emansipasi wanita seperti apa, kalau dalam Islam kita nggak perlu emansipasi.
S: Jadi, menurut Kamu perempuan tidak boleh berkembang?