Infografis
Suara.com - Naskah asli (manuskrip) dan gambar-gambar yang ditandatangani oleh mantan personil The Beatles John Lennon di pertengahan 1960-an akan dilelang pekan depan di New York, AS. Demikian pengumuman resmi balai lelang Sotheby yang dirilis Kamis (29/5/2014). Lelang ini diselenggarakan bertepatan dengan 50 tahun penampilan pertama Beatles di Amerika, tepatnya di Ed Sullivan show.
Lelang itu meliputi 89 item koleksi John Lennon, termasuk sketsa Lenonn untuk buku "In His Own Write" yang dicetak pada 1964 dan "A Spaniard in the Works," yang dipublikasikan pada 1965.
"Ini adalah koleksi terbesar dari karya asli dan naskah dan materi naskah oleh John Lennon yang pernah dilelang," ujar Gabriel Heaton, spesialis buku dan departemen naskah Sotheby di London.
Heaton menambahkan, lelang kali ini merupakan karya-karya Lennon dan personil The Beatles di luar musik. Koleksi itu termausk pengantar untuk buku "In His Own Write" yang ditulis Paul McCartney dan sebuah sketsa seorang pemain gitar yang sedang beraksi di atas panggung.
Koleksi ini sudah bisa dilihat publik dan akan dilelang pada 4 Juni mendatang. Diharapkan laku antara 850.000 dolar hingga 1,8 juta dolar.
"Koleksi ini lahir saat kecintaan terhadap Beatles sedang memuncak," ujar Heaton sambil menambahkan bahwa teks untuk buku pertama disampaikan sebelum The Beatles perjalanan ke Amerika dan terbitkan setelah mereka kembali ke Inggris.
Heaton menggambarkan manuskrip sebagai potongan pendek, beberapa ayat dan beberapa dalam bentuk prosa, yang ditulis dalam bahasa yang aneh dan penuh permainan kata-kata. "Hal ini sangat dipengaruhi oleh tradisi omong kosong sastra Inggris," katanya.
Sedangkan manuskrip antara lain meliputi biografi singkat yang ditulis sendiri oleh John Lennon, dan penuturan McCartney tentang pertemuan pertamanya dengan Lennon. Juga ada ilustrasi yang unik, lucu dan kuat hasil coretan tangan Lennon.
"Ini adalah kesempatan tidak biasa untuk memperoleh bahan naskah yang signifikan dan substansial dari salah satu kekuatan kreatif besar dari periode pasca-perang." ujar Heaton. (Reuters)
