Suara.com - Beredarnya foto 'seronok' yang menunjukkan bagian terlarang Kate Middleton menjadi makanan empuk kalangan media. Salah satu koran milik raja media, Rupert Murdoch, Sydney Daily Telegraph juga memublikasikan foto itu.
Tak hanya itu, Sydney Daily Telegraph juga mengritik larangan bagi media Inggris untuk menampilkan foto yang pertama kali dipublikasikan tabloid Bild dari Jerman.
Foto yang diambil selama kunjungan ke Australia, April lalu itu, menunjukkan gaun musim panas berwarna putih dan biru yang dikenakan Kate terangkat oleh embusan angin, ketika pasangan ini turun dari helikopter di Blue Mountains, 80kilometer arah barat Sydney.
The Sydney Daily Telegraph mengatakan surat kabar Inggris memutuskan untuk tidak menerbitkan foto sebagai bentuk rasa hormat kepada keluarga Buckingham. Namun dalam komentarnya, Sidney Daily telegraph menyebut ini sebagai "etiket kuno".
"Rasanya agak konyol untuk mengharapkan seluruh media di dunia untuk mengikutinya, terutama di dunia di mana 'daging' dan komersialisme berjalan beriringan. Jika sang putri tidak bisa melindungi dirinya dengan pakaiannya, mengapa media harus melindunginya?" tulis Telegraph.
Kasus ini, bukan pertama kalinya Kate mengalami 'malfungsi' dengan pakaian yang dikenakan. Publik tentu masih ingat bagaimana ia harus bekerja keras mengontrol gaun merah saat ia turun dari pesawat di Selandia Baru, menjelang kunjungan ke Australia.
Pelanggaran privasi
Ini bukan pertama kalinya media Australia meninggalkan protokol kerajaan. Pada 2012, dua penyiar radio menyebabkan kemarahan kerajaan, ketika mereka membohongi seorang perawat di rumah sakit yang sedang merawat Kate yang sedang hamil, demi mendapatkan rincian tentang kondisinya. Perawat yang memberi penjelasan kemudian bunuh diri.
William dan Kate juga telah menghadapi berbagai pertempuran, untuk melindungi privasi mereka dengan mencegah publikasi foto-foto. Salah satu kasus yang paling terkenal, terjadi pada 2012. Saat itu majalah Prancis memicu kemarahan di kalangan kerajaan dan sebagian pers Inggris ketika menerbitkan foto-foto topless Kate.
Tindakan hukum diambil, dan otoritas Prancis pun dilarang menggunakan atau penjualan kembali gambar menyinggung Kerajaan. Tapi The Telegraph berpendapat foto-foto itu diambil di tempat umum.
"Ada perbedaan yang sangat jelas antara milik pribadi dan publik," katanya. (The Guardian)