Suara.com - Musikus klasik Jaya Suprana merasa takjub dengan kejeniusan komposer yang juga Pahlawan Nasional, Ismail Marzuki. Takjub karena Ismail Marzuki bisa menciptakan mahakarya yang luar biasa, padahal tidak mengenyam sekolah musik.
“Bukan padahal gak sekolah, karena dia gak sekolah karyanya hebat. Kalau dia sekolah gak bakal hebat. Kalau orang sekolah itu terbelenggu kaidah-kaidah akademik. Yang itu membinasakan kreativitas, saya berani ngomong karena saya punya ijazahnya,” kata Jaya di acara 100 Tahun Lahirnya Ismail Marzuki di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Pusat, Sabtu (17/5/2014).
Bos perusahaan jamu ini ditanya mengenai karya-karya Ismail Marzuki, seperti Fajar Harapan, Payung Fantasi, Lambaian Bunga, Aryati, Kunang-Kunang, Juwita Malam, hingga Wanita.
“Oh, itu tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Itu harus dimainkan musiknya. Kalau dengan kata-kata gak sampai untuk melukiskan keindahan. Ismail Marzuki yang indah bukan hanya musiknya. Teks-nya pun , wow, gila beliau itu. Hebat sekali,” Jaya memuji karya pahlawan nasional itu setinggi langit.
Lelaki yang tak pernah lepas dari canda ini menegaskan, keindahan mahakarya Ismail Marzuki tak bisa dipandang setengah-setengah. Ia membandingkannya dengan Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.
“Semuanya itu, sudah holistik, sama dengan anda bertanya indahnya Borobudur di mana, gak bisa itu, Borobudur itu semuanya indah,” terangnya.
Ismail Marzuki akhirnya resmi diangkat menjadi Pahlawan Nasional pada 2009. Jaya merasa tidak salah sedari dulu mengidolakan beliau. Dia pun menghimbau para generasi muda untuk mengenal pahlawan music dalam negeri, di samping menyukai musisi luar negeri.
“Apa kita mau memuja music bangsa lain, sekarang music pop kita aja K-Pop. Ngapain? Indonesia ini gak kurang. Bukan berarti bilang Indonesia bagus, kebanggaan nasional yang di-cover,” ujar lelaki bertubuh tambun ini.
Di acara 100 Tahun Lahirnya Ismail Marzuki, Jaya Suprana pun menggelar konser yang ia beri tajuk The Compositions Bay Jaya Suprana In The Indonesia Pusaka Solo Piano Recital. Ismail Marzuki lahir di Kwitang, Senen, Batavia (Jakarta), 11 Mei 1914. Beliau meninggal dunia di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta, 25 Mei 1958 di usia 44 tahun.
Berikut repertoar konser solo Jaya Suprana:
1. Uri-Uri
2. Uro-Uro
3. Fantasi Arum Dalu
4. Metamorfosa Rinduku Padamu
5. Suita Marzukiana
6. Indonesia Pusaka (part II)