Diceramahi Rhoma Irama, Almarhum Idris Sardi Rajin Ibadah

Madinah Suara.Com
Senin, 28 April 2014 | 14:48 WIB
Diceramahi Rhoma Irama, Almarhum Idris Sardi Rajin Ibadah
Rhoma Irama usai menyolati jenazah Idris Sardi di rumah duka. (suara.com/Ismail)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Raja Dangdut sekaligus bakal calon presiden dari partai PKB Rhoma Irama mengaku memiliki kenangan manis bersama pemain biola senior Idris Sardi.

Mungkin tak banyak orang tahu almarhum adalah tokoh di balik sukses film "Ksatria Bergitar" yang dibintangi Rhoma Irama.

"Beliau adalah ilustrator musik film saya yang berjudul Ksatria Bergitar. Proses syuting filmnya di Australia," kata Rhoma, usai menyolati jenazah Idris Sardi di rumah duka di Kawasan Bumi Cimanggis Indah Blok B1 No.9, Pekapuran, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Senin (28/4/2014).

Rhoma masih ingat betul percakapannya dengan almarhum saat syuting.

"Saya bilang ke dia, kenapa tidak main musik sampai akhirat? lalu dia bilang, 'Memang bisa Ji?' Saya bilang bisa. Saya contohkan nanti penduduk syurga akan berkata ini buah-buahan yang sama. Buah-buahan di dunia secara kualitas berbeda dengan dunia. Nah musik juga pasti akan ada di akhirat sana," jelas Rhoma.

Sejak percakapan itu, kata Rhoma, sang maestro mulai rajin beribadah. "Ayo kita bermusik sambil beribadah sejak itu beliau mau rajin beribadah," cerita Rhoma.

Hingga saat ini Idris Sardi masih disemayamkan di rumah duka. Pukul 14.00 WIB siang ini almarhum akan dibawa ke TPU Menteng Pulo untuk dikebumikan.

Idris Sardi meninggal dunia Senin (28/4/2014) pukul 07.25 pagi WIB. Almarhum menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Meilia Cibubur, Jakarta Timur akibat slem (dahak/lendir) di organ paru-parunya. Usai salat Dzhuhur jenazah Idris Sardi dikebumikan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo, Jakarta Selatan.

Semasa hidup, Idris Sardi dikenal sebagai maestro violis (pemain biola). Lelaki kelahiran Jakarta, 7 Juni 1938, ini pertama kali mengenal biola pada usia enam tahun. Di usianya yang saat itu masih sepuluh tahun, Idris mendapat sambutan hangat pada kemunculan pertamanya di konser Akademi Musik Indonesia (AMI) di Gedung Negara, Yogyakarta pada 1949.

Ketika ayahnya, M. Sardi meninggal dunia pada 1953, Idris menggantikan kedudukan sebagai violis pertama merangkap pimpinan Orkes RRI Jakarta. Saat itu, usianya baru usia 14 tahun. Kesempatan itulah yang kemudian mengantarkan kemampuannya dikenal dunia sebagai maestro biola.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI