Suara.com - Maylaffayza yang akrab disapa Fayza (37) merupakan seorang violinist (pemain biola) perempuan berbakat asal Indonesia yang kemampuannya di atas rata-rata. Jika di luar negeri terkenal violinist Vanessa Mae (asal Singapura), juga ada trio violinist yang tergabung dalam grup bond: Tania Davis, Eos Chater, dan Elspeth Hanson, satu lagi cellist (pemain cello) Gay-Yee Westerhoff.
Fayza menjadi seorang violinist yang meraih prestasi tinggi di dalam negeri tak lepas dari pengaruh maestro Idris Sardi yang dikabarkan meninggal dunia pada hari ini, Senin (28/4/2014) di Rumah Sakit Melia Cibubur, Jakarta Timur. Idris meninggal di usia 75 tahun.
Fayza menyempatkan diri berbincang dengan Suara.com dalam mengenang jasa almarhum terharap karier Fayza menjadi violinist perempuan profesional. Sebuah profesi yang bisa dikatakan jarang ditempuh oleh para perempuan.
Anak pasangan Taufik Wiguna dan Tuti Rochyati ini mengenang kembali saat-saat ia pertama kali mengenal alat musik biola berkat sang paman, Ichwan Soetopo memberikannya biola di usia 9 tahun. Kemudian ia belajar di sekolah musik di Jakarta.
Ichwan yang melihat bakat Fayza memainkan alat musik gesek itu kemudian diboyong ke Idris Sardi untuk langsung berguru kepada sang maestro.
“Pertemuan pertama (dengan Idris Sardi) dari situ,” kata Fayza.
Saat itu Fayza mendapat pendidikan dari Idris Sardi bukan lagi untuk sekedar hobi, namun diarahkan menjadi violinist profesional. Tak sedikit waktu yang dihabiskan Fayza menempuh pendidikan kepada Idris Sardi.
“Saya dididik belasan tahun oleh beliau. Rasanya seperti seumur hidup,” ungkapnya.
“Saya banyak belajar dari beliau bagaimana jadi musisi yang bermartabat, dan bertanggung jawab kepada masyarakat,” lanjutnya.
Setelah sang maestro tutup usia dengan meninggalkan segudang karya dan inspirasi bagi generasi muda, Fayza punya kenangan yang berkesan kadang dibelikan cendera mata oleh Idris Sardi usai mengadakan kunjungan di luar negeri.