Interview: The Changcuters, from Bandung with Rock!

Madinah Suara.Com
Sabtu, 05 April 2014 | 10:00 WIB
Interview: The Changcuters, from Bandung with Rock!
The Changcuters di Apartemen Taman Rasuna, Jakarta, beberapa waktu lalu. [suara.com/Adrian Mahakam]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

S: Lalu, bagaimana ceritanya The Changcuters bisa main film?

C: Port folio yang kita tawarin untuk manggung itu bentuknya DVD. Bukan tulisan. Kebetulan Chand Parwez (produser Star Vision) tertarik saat melihat video klip kita. Lalu kita  ketemuan dan akhirnya sepakat bikin film tentang geng motor berjudul The Tarix Jabrix. Film tersebut membuat kita semakin banyak dikenal orang.

S: Fashion The Changcuters unik dan beda. Seperti apa konsepnya?

C: Kita selalu up date dan memantau fashion agar terlihat beda dari yang lain. Timing aja yang tepat, karena waktu itu belum banyak band  perhatikan fashion. Kalau dihitung-hitung, lebih dari 20 kilo lebih seragam yang kita pakai sejak terbentuk sampe sekarang hahaha...

S: Usia The Changcuters kini menginjak 10 tahun. Apa kiat kalian menjaga kesolidan?

C: Semuanya asik. Kalo ada satu personel keluar, mendingan dibubarin. Gak usah ngeband lagi. The Changcuters itu berlima. Kuncinya saling mengerti satu sama lain. Ngeband itu harus intim, lebih akrab dari suami istri. Kita berlima hidup seatap. Nggak enak kan kalo ada hubungan jelek. Sudah deket banget. Kita berjodoh.

Istri pertama kita adalah band. Yang kedua baru istri di rumah. Kita selalu tanamkan itu sama istri. Untung mereka bisa mengerti. Istri harus mengalah. Banyak band hancur gara-gara istrinya nggak suka.

S: Bagaimana kalian menanggapi julukan Playboy yang melekat pada anak band?

C: Anak band playboy? itu sih pilihan. Laki-laki 90 persen di kepalanya itu perempuan. Anak band nggak semua playboy. Seharusnya anak band yang banyak digandrungi wanita, dijadikanm  tolak ukur band tersebut hebat dan banyak penggemarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI