Suara.com - Jamaica, Keluarga Robert Nesta Marley atau lebih dikenal Bob Marley, punya cara sendiri memperingati hari ulang tahun sang legenda yang jatuh hari ini. Beberapa hari jelang ulang tahun sang kakek, Donisha Prendergast Marley, cucu mendiang Bob Marley, ‘mengambil alih’ sebuah desa di puncak bukit Pinnacle, di sebelah barat kota Kingston, Jamaika. Daerah tersebut dipercaya sebagai tempat berdirinya komunitas Rastafarian pertama di Jamaika.
Prendergast bersama sejumlah pendukungnya, berkemah di daerah perbukitan yang dicetus oleh Leonard P Howell ini, sebagai bentuk dukungan mereka guna melindungi kawasan yang mereka anggap sebagai situs sejarah yang sudah sepatutnya di pertahankan.
penyanyi yang dikenal dengan lagu lagu perjuangannya bagi kaum kulit hitam ini lahir di kota kecil bernama Nine Mile, Saint Ann-Jamaika 69 tahun sialmn. 33 tahun setelah kematiannya, ‘pengikut’ Marley terus menggurita di seantero dunia.
Di Indonesia, aliran musik Marley juga berhasil ‘meracuni’ sejumlah musisi tanah air. Sebut saja seperti band Rastafara yang dirikan Tony Q, Ras Muhammad, Stevenjam serta banyak band lain yang sukses merekrut penggemar mereka lewat nafas reggae.
Bob Marley menyebarkan regage dan gerakan rastafarian bersama grup band The Wailers, grup musik yang dibentuk bersama Peter Tosh dan Bunny Livingstone. Setelah melebur bersama musisi seperti Lee Scratch Perry, nama The Wailer terus melejit. Mereka berhasil menelurkan sejumlah hits seperti Soul Rebel, Small Axe dan 400 Years. Sayang kongsi tersebut akhirnya pecah setelah Perry berkhianat dan hijrah ke Inggris, serta menjual karya The Wailers pada sebuah perusahaan rekaman di Negeri Ratu Elizabeth.
Kiprah The Wailer mulai kinclong setelah pada tahun 1976, Bob Marley cs menetap di Inggris, dan dikontrak sebuah perusahaan rekaman milik Chris Blackwell, Island Records. Lagu lagu Bob Marley saat itu semkain populer dan nangkring di tangga lagu teratas.
Tahun 1977, saat kariernya berada di puncak kejayaan, kesehatan Marley terganggu setelah divonis menderita kanker kulit. Namun kondisi tersebut disembunyikan dari publik. Dalam keadaan sakit dan memerlukan perawatan, Marley bahkan masih terus menggelar konser di sejumlah negara di Eropa.
Perjuangan Marley untuk masyarakat kaum hitam terus berlanjut.Meski digerogotui penyakit kanker, Marley sukses merangkul jutaan warga kulit hitam di Amerika Serikat dengan sebuah konser akbar di Madison Square Garden. Sayangnya, dua tahun kemudian, kanker kulit Marley kian menjadi setelah jatuh terjerembab saat jogging di NYC’s Central Park pada tahun 1981. Kanker Marley divonis kronis dan menyebar ke paru, lambung dan otak. Marley akhirnya meninggal dunia di Miami Hospital pada tanggal 11 Mei 1981. Marley meninggalkan seorang istri, Rita Marley, serta lima orang anak.