
Bersama BRI, Inilah Kisah Ulos Penggerak Perempuan Tapanuli Utara yangInspirasi Indonesia
Suara.com - Peran perempuan dalam memajukan pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan sosial di Indonesia kian tak terbantahkan. Seiring dengan dinamika zaman yang terus bergerak maju, semakin banyak perempuan yang meraih kesempatan untuk mengembangkan potensi diri dan memberikan kontribusi signifikan, tidak hanya bagi diri sendiri dan keluarga, melainkan juga bagi komunitas serta lingkungan sekitar mereka.
Fenomena pemberdayaan ini semakin nyata terlihat melalui hadirnya sosok-sosok inspiratif di berbagai penjuru negeri, salah satunya adalah Marlinda Yanti Panggabean, seorang perempuan tangguh dari Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Marlinda, yang tinggal di Desa Lumban, Kecamatan Siatas Barita, tumbuh dalam kondisi ekonomi yang serba terbatas. Bersama ibundanya, ia menggantungkan mata pencaharian dari kegiatan menenun kain ulos, sebuah tradisi luhur yang telah diwariskan secara turun-temurun dalam keluarganya.
Namun, pendapatan yang diperoleh dari penjualan hasil tenunan kepada para pengepul seringkali tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kondisi inilah yang kemudian mendorong Marlinda untuk mengambil langkah transformatif dalam kehidupannya.
"Saya mulai memutar otak mencari cara untuk meningkatkan penghasilan keluarga. Hingga akhirnya, saya memberanikan diri untuk menjelajahi berbagai platform penjualan daring. Dari sinilah, saya menyadari bahwa kain tenun ulos yang selama ini kami hasilkan memiliki potensi dan nilai jual yang jauh lebih tinggi jika dipasarkan secara lebih luas," ungkap Marlinda, mengenang awal mula perubahan dalam hidupnya.
Langkah berani yang diambil Marlinda ternyata membuahkan hasil yang menggembirakan. Pada tahun 2008, dengan keyakinan dan semangat yang membara, ia mendirikan usaha tenun ulos dengan nama Linda Gabe Ulos. Dengan modal awal yang terbatas dan hanya dibantu oleh dua hingga tiga orang tenaga kerja, Marlinda memulai perjalanan kewirausahaannya. Seiring berjalannya waktu, ketekunan dan kegigihan Marlinda mulai membuahkan hasil yang nyata. Usaha kecilnya bertransformasi menjadi sebuah Klaster Usaha Rumah Ulos yang kini membawahi lebih dari 100 anggota, yang sebagian besar adalah perempuan dari berbagai generasi di desanya.
"Banyak dari para perempuan di desa kami yang sebenarnya sudah memiliki keterampilan menenun yang mumpuni, namun kondisi ekonomi mereka belum sejahtera. Oleh karena itu, saya mengajak mereka untuk bergabung dalam usaha ini agar mereka bisa lebih mandiri secara finansial dan memperoleh penghasilan yang lebih layak, sesuai dengan kerja keras dan keahlian yang mereka miliki," jelas Marlinda, menekankan misi sosial di balik usahanya.
Sebuah transformasi besar pun terjadi dalam perjalanan Rumah Ulos. Kini, unit usaha yang dirintis Marlinda tidak hanya menjual kain ulos tradisional, tetapi juga mengembangkan berbagai produk turunan yang inovatif dan memiliki daya tarik pasar yang lebih luas.
Produk-produk tersebut meliputi songket yang elegan, pakaian siap pakai dengan sentuhan etnik ulos yang modern, tas dan sepatu dengan aksen tenun yang unik, hingga berbagai dekorasi rumah yang berbasis pada keindahan tekstil tradisional ini. Jangkauan pemasaran produk Rumah Ulos pun semakin meluas, tidak hanya mencakup berbagai wilayah di Indonesia, dari Sabang hingga Merauke, tetapi juga telah berhasil menembus pasar internasional, termasuk California, Amerika Serikat, menunjukkan daya saing produk lokal di kancah global.
Kesuksesan yang diraih Rumah Ulos ini tidak dapat dipisahkan dari peran serta dan dukungan yang diberikan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Marlinda mengakui bahwa titik balik yang signifikan dalam pengembangan usahanya dimulai ketika ia mendapatkan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI sebesar Rp5 juta. Modal awal yang relatif kecil tersebut dimanfaatkannya dengan sangat optimal dan strategis, menjadi fondasi yang kokoh bagi pertumbuhan Rumah Ulos hingga mencapai skala seperti saat ini.
Dukungan BRI terhadap usaha Marlinda tidak berhenti pada pemberian modal semata. Rumah Ulos kemudian diikutsertakan dalam program pemberdayaan Klasterkuhidupku, sebuah inisiatif unggulan dari BRI yang bertujuan untuk memberikan pendampingan yang komprehensif dan berkelanjutan bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Melalui program ini, Marlinda dan kelompoknya mendapatkan akses ke berbagai pelatihan kewirausahaan yang relevan, dukungan peralatan produksi yang lebih modern, serta bantuan dalam mengembangkan strategi pemasaran digital yang efektif untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
"Sebagian besar dana bantuan yang kami terima melalui program Klasterkuhidupku kami alokasikan untuk membeli alat tenun handmade yang lebih canggih dan efisien, serta untuk meningkatkan keterampilan para anggota melalui berbagai pelatihan yang kami adakan secara berkala. Dampaknya sangat terasa signifikan—produktivitas kami meningkat secara keseluruhan, kualitas produk yang kami hasilkan menjadi lebih baik dan konsisten, dan daya saing produk kami di pasar pun ikut terdongkrak," terang Marlinda, menjelaskan dampak positif dari program pemberdayaan BRI.
Keberhasilan Klaster Usaha Rumah Ulos menjadi cerminan nyata tentang bagaimana kolaborasi yang sinergis antara semangat kewirausahaan yang gigih dari seorang individu dan dukungan yang terstruktur dari sebuah institusi keuangan yang memiliki komitmen terhadap pemberdayaan UMKM dapat menghasilkan perubahan sosial dan ekonomi yang besar dalam sebuah komunitas.
Marlinda tidak hanya berhasil mengangkat derajat kehidupan keluarganya, tetapi juga secara aktif memberdayakan perempuan-perempuan lain di desanya agar menjadi lebih mandiri secara ekonomi dan memiliki daya saing yang lebih tinggi.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menjelaskan bahwa program Klasterkuhidupku merupakan wujud nyata dari komitmen BRI untuk terus mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan UMKM di seluruh Indonesia.
"Kami berkomitmen untuk terus mendampingi dan memberikan dukungan kepada para pelaku UMKM, tidak hanya dalam bentuk penyediaan pembiayaan yang terjangkau, tetapi juga melalui program-program pelatihan dan pemberdayaan yang komprehensif. Program Klasterkuhidupku ini menjadi wadah yang sangat bermanfaat bagi kelompok-kelompok usaha untuk tumbuh menjadi lebih kuat dan berkelanjutan dalam jangka panjang," ujarnya.
Agustya Hendy Bernadi berharap agar kisah sukses Klaster Usaha Rumah Ulos yang diinisiasi oleh Marlinda dapat menjadi sumber inspirasi yang kuat bagi para pelaku UMKM lainnya di seluruh Indonesia.
Kini, Rumah Ulos berdiri bukan hanya sebagai sebuah unit usaha yang menghasilkan produk tekstil tradisional, tetapi juga sebagai simbol pemberdayaan perempuan dan pelestarian kekayaan budaya lokal Tapanuli Utara. Dalam setiap helai benang ulos yang ditenun dengan penuh ketelitian dan dedikasi setiap hari, terselip harapan, perjuangan, dan semangat yang tak pernah padam dari para perempuan Tapanuli Utara untuk terus berkarya, berinovasi, dan bangkit demi kehidupan yang lebih baik.