Kinerja BRI Tetap Moncer di Awal 2025: Kredit Naik, Dividen Mantap

Kinerja BRI Tetap Moncer di Awal 2025: Kredit Naik, Dividen Mantap


Suara.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin (3/3/2025) kemarin menyetujui pembagian dividen sebesar Rp51,73 triliun untuk tahun buku 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan dividen tahun sebelumnya sebesar Rp48,10 triliun.

Rincian Pembagian Dividen

Pembagian dividen ini terdiri dari dua tahap:
1. Dividen interim sebesar Rp20,33 triliun (Rp135 per saham) yang telah dibayarkan pada 15 Januari 2025
2. Dividen final sebesar Rp31,40 triliun yang akan segera dibagikan

Agustya Hendy Bernadi, Corporate Secretary BRI, menjelaskan bahwa kebijakan dividen ini telah mempertimbangkan berbagai aspek fundamental perusahaan.

"Kami menjaga struktur modal yang kuat dengan proyeksi CAR di atas 19% dalam jangka panjang, sekaligus memastikan likuiditas yang cukup untuk ekspansi bisnis dan mitigasi risiko," jelas Hendy melalui keterangan resmi.

Alokasi Dividen

Dari total dividen:
- Rp27,68 triliun disetorkan kepada negara sebagai pemegang saham mayoritas (termasuk Rp10,88 triliun dividen interim)
- Sisanya dibagikan secara proporsional kepada pemegang saham publik yang tercatat pada recording date

Pembagian dividen ini didukung oleh kinerja keuangan BRI yang solid dengan laba bersih konsolidasian mencapai Rp60,15 triliun pada 2024.

Program Buyback Saham

Selain dividen, RUPST juga menyetujui rencana pembelian kembali saham (buyback) senilai Rp3 triliun. Program ini akan dilaksanakan:
- Melalui Bursa Efek Indonesia maupun di luar bursa
- Dapat dilakukan bertahap atau sekaligus
- Maksimal dalam waktu 12 bulan setelah RUPST

"Buyback ini merupakan bagian dari strategi untuk meningkatkan nilai pemegang saham dan mendukung program kepemilikan saham oleh karyawan," tambah Hendy, dikutip via Antara.

Perubahan Struktur Manajemen

RUPST 2025 juga menandai perubahan penting dalam jajaran direksi BRI dengan pengangkatan Hery Gunardi sebagai Direktur Utama yang baru. Hery sebelumnya menjabat sebagai Dirut PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) sejak Februari 2021 setelah ditetapkan oleh Kementerian BUMN.

Perombakan struktur manajemen ini diharapkan dapat membawa angin segar bagi strategi bisnis BRI ke depan, khususnya dalam menghadapi tantangan sektor perbankan di tahun 2025.

Analis pasar menilai keputusan pembagian dividen dan program buyback ini mencerminkan keyakinan manajemen terhadap prospek bisnis BRI ke depan. 

Dengan berbagai keputusan strategis ini, BRI memperkuat posisinya sebagai salah satu emiten perbankan dengan kebijakan korporasi yang paling menarik bagi investor di pasar modal Indonesia.

Untuk diketahui, hingga Januari 2025, laba Bank pelat merah ini mencapai Rp2 triliun. Sementara, pendapatan bunga BRI menembus Rp12,99 triliun. Sementara, BRI juga mampu menekan beban bunga sebesar 3,08 persen year on year (yoy) menjadi Rp4,07 triliun.

Dari sisi pendapatan, Hingga Januari 2025, pendapatan bunga bersih perseroan berada di angka Rp8,92 triliun.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mencatat kinerja intermediasi yang tetap solid di awal tahun 2025. Hingga Januari 2025, BRI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp1.209,51 triliun, tumbuh 4,60% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan realisasi Januari 2024 sebesar Rp1.156,21 triliun.

Namun, di sisi penghimpunan dana, BRI mengalami sedikit penurunan. Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dikumpulkan hingga Januari 2025 mencapai Rp1.360,16 triliun, turun 1,56% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini terutama disebabkan oleh berkurangnya dana deposito sebesar 12,68% menjadi Rp461,50 triliun.

Sementara itu, total aset BRI per Januari 2025 tercatat Rp1.826,72 triliun, turun 1,41% dari posisi akhir Januari 2024 sebesar Rp1.852,92 triliun. Meski demikian, penurunan aset ini tidak mengganggu kinerja penyaluran kredit yang tetap menunjukkan tren positif.

Pertumbuhan kredit yang terjaga mencerminkan strategi BRI dalam memperkuat intermediasi, terutama di segmen UMKM dan korporasi. Sementara penurunan DPK dan aset dipengaruhi oleh dinamika pasar keuangan serta pergeseran preferensi nasabah dalam menempatkan dananya.

BRI terus memantau perkembangan pasar untuk memastikan stabilitas likuiditas dan optimalisasi penyaluran kredit sepanjang tahun 2025. Dengan fundamental yang kuat, bank pelat merah ini tetap optimis dapat mempertahankan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.