
Perjalanan Els Artsindo Rambah Pasar Arab Hingga Omzet Miliaran Rupiah dengan Dukungan BRI
Suara.com - Terinspirasi oleh perjuangan R.A. Kartini dalam mempromosikan seni ukir Jepara, Lenny Silas mendirikan Els Artsindo pada tahun 1991. Bermula dari kepedulian terhadap kesejahteraan pengrajin lokal, perusahaan ini kini telah berkembang menjadi produsen mebel berkualitas tinggi berbahan kayu mahoni dan jati, dengan sentuhan ukiran khas Jepara.
Produk-produk Els Artsindo tidak hanya populer di Indonesia, tetapi juga telah menembus pasar internasional, diekspor ke lima benua, termasuk Malaysia, Singapura, Thailand, dan Uni Emirat Arab (Dubai).
Ekspansi Pasar Global
Renato S. Filemon, Divisi Ekspor Els Artsindo, menjelaskan bahwa saat ini perusahaan banyak melayani pasar Asia, terutama Malaysia, Singapura, dan Thailand.
"Baru-baru ini, kami mengirim pesanan besar ke Dubai. Untuk pasar Eropa, kami masih dalam proses ekspansi. Sementara di dalam negeri, produk kami banyak diminati di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Sumatera," ujarnya.
Els Artsindo juga menjadi salah satu dari 1.000 UMKM unggulan dalam kategori Home & Decor yang berpartisipasi dalam BRI UMKM EXPO(RT) 2025. Ajang ini berlangsung dari 30 Januari hingga 2 Februari 2025 di ICE BSD City, berhasil menarik lebih dari 69.000 pengunjung, mencatat transaksi lebih dari Rp40 miliar, dan merealisasikan kontrak ekspor senilai USD 90,6 juta atau setara Rp1,5 triliun. Di acara tersebut, Els Artsindo memamerkan koleksi kursi dengan ukiran khas serta meja dengan desain estetik.
Selain memproduksi mebel berkualitas tinggi, Els Artsindo juga menawarkan layanan pengadaan proyek interior, seperti pembuatan gorden, wallpaper, dan elemen dekorasi lainnya sesuai permintaan pelanggan.
Harga produk mereka bervariasi, mulai dari Rp2 juta untuk kursi, hingga puluhan juta rupiah untuk produk dengan desain eksklusif. Paket mebel satu set bisa mencapai harga Rp30-40 juta, tergantung bahan dan model yang dipilih.
Proses produksi mebel di Els Artsindo memakan waktu sekitar tiga bulan, tergantung volume pesanan. "Jika pesanan membludak, waktu produksi bisa lebih lama. Misalnya, saat kami menerima pesanan besar dari Malaysia, proses produksi membutuhkan waktu lebih panjang," jelas Renato.
Tantangan dalam Bisnis Ekspor
Seperti banyak pelaku bisnis ekspor lainnya, Els Artsindo menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait regulasi ekspor, legalisasi dokumen, dan perubahan tren pasar. "Setiap pemerintahan baru memiliki regulasi tersendiri, mulai dari sertifikasi, legalisasi, hingga pengiriman. Kendala utama biasanya terkait keabsahan dokumen. Kami memahami pentingnya aturan ini, tetapi alangkah baiknya jika regulasi bagi UMKM bisa lebih dipermudah," kata Renato.
Dari sisi tren desain, Renato mengungkapkan bahwa preferensi pasar terus berubah. Jika dulu mebel dengan ukiran mendominasi, kini banyak pelanggan, terutama pasangan muda, lebih menyukai desain minimalis. "Peminat mebel berukiran memang mulai berkurang, terutama di kalangan pasangan muda yang lebih menyukai desain simpel dan modern. Ini menjadi tantangan bagi kami untuk terus berinovasi," tambahnya.
Namun, pasar tertentu seperti Dubai masih memiliki permintaan tinggi untuk mebel dengan ukiran besar dan mewah, sehingga Els Artsindo tetap fleksibel dalam menyesuaikan produk dengan kebutuhan pelanggan.
Sebagai UMKM yang terus berkembang, Els Artsindo menjalin kerja sama erat dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI), terutama dalam hal permodalan dan transaksi keuangan. "BRI sangat membantu Els Artsindo dalam hal permodalan. Jika ada order besar, kami otomatis butuh dana tambahan, dan BRI hadir untuk mendukung. Bahkan, sistem penggajian karyawan kami sudah berbasis payroll BRI, jadi lebih praktis dan aman. Untuk transaksi buyer dalam negeri maupun ekspor, kami juga menggunakan BRI," jelas Renato.
Kehadiran AgenBRILink di berbagai daerah juga mempermudah pembayaran kepada supplier hingga ke pelosok desa. Selain itu, Els Artsindo pernah mendapatkan pelatihan keuangan dari tim BRI untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan bisnis.
Amam Sukriyanto, Direktur Commercial, Small, and Medium Business BRI, menegaskan bahwa BRI terus berkomitmen dalam mendukung UMKM naik kelas dan menembus pasar global.
"Els Artsindo adalah bukti bahwa dari Jepara, karya-karya luar biasa bisa lahir dan dikenal hingga ke pasar dunia. Semoga kisah inspiratif ini bisa menjadi contoh bagi UMKM lain di seluruh Indonesia," tutup Amam.
Dengan dukungan dari BRI dan inovasi terus-menerus, Els Artsindo terus membuktikan bahwa produk lokal Indonesia mampu bersaing di pasar global, sekaligus menjaga warisan seni ukir khas Jepara.