
BRI Fokus Kelola Risiko Jangka Panjang, Bidik Stabilitas Bisnis
Suara.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menyatakan bahwa perseroan tetap berfokus pada pengelolaan risiko jangka panjang di tengah berbagai dinamika pasar yang terus berubah. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan menyediakan cadangan yang cukup untuk menghadapi berbagai tantangan ekonomi. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama BRI, Sunarso, melalui keterangan resmi di Jakarta pada Jumat (23/2/2025).
Sunarso menjelaskan bahwa BRI sengaja menjaga laba tetap stabil sebagai bentuk kehati-hatian dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
“Kami tidak terburu-buru mengejar keuntungan besar. Sebaliknya, kami lebih fokus pada pengelolaan risiko jangka panjang untuk memastikan stabilitas dan keberlanjutan bisnis,” ujarnya.
Sepanjang tahun 2024, BRI mencatat kinerja yang positif dengan laba bersih mencapai Rp60,64 triliun. Menurut Sunarso, pencapaian ini merupakan hasil dari tata kelola bisnis dan manajemen risiko yang baik, serta strategi kehati-hatian dalam menghadapi berbagai potensi risiko. “Meskipun situasi ekonomi tidak mudah, kami tetap berhasil membukukan laba sebesar Rp60,64 triliun. Laba ini tidak kami tahan sebagai modal karena modal BRI sudah sangat kuat,” jelasnya.
Fundamental BRI yang Kuat
Fundamental BRI saat ini berada dalam kondisi yang baik. Salah satu indikatornya adalah pertumbuhan pre-provision operating profit (PPOP) yang mencapai 9,6% year on year (yoy) hingga akhir Desember 2024. Sunarso menekankan bahwa pertumbuhan PPOP ini menunjukkan pertumbuhan yang nyata dan organik, meskipun di tengah kondisi ekonomi yang menantang.
Selain itu, BRI juga menjaga prinsip kehati-hatian dengan memiliki non-performing loan (NPL) coverage ratio sebesar 215,05% per Desember 2024. Cadangan yang besar ini memungkinkan BRI untuk mengantisipasi potensi kerugian, termasuk melalui penghapusbukuan (write-off) kredit macet jika diperlukan. “Kami menyadari bahwa masih ada ketidakpastian di masa depan, sehingga kami sudah menyiapkan cadangan sebagai bantalan. Jika terjadi sesuatu, kami sudah siap karena cadangannya cukup,” ujar Sunarso.
Di sisi lain, BRI tetap berkomitmen untuk memberikan keuntungan optimal bagi pemegang saham. Pada pembagian dividen interim tahun buku 2024, BRI membagikan total dividen sebesar Rp20,34 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp10,88 triliun disetorkan kepada negara sebagai pemegang saham mayoritas. Kontribusi ini turut mendukung pembangunan ekonomi nasional melalui peningkatan penerimaan negara untuk berbagai program strategis.
Strategi manajemen risiko yang solid menjadi kunci keberhasilan BRI dalam menghadapi tantangan ekonomi. Dengan menjaga cadangan yang cukup dan menerapkan prinsip kehati-hatian, BRI mampu memastikan stabilitas bisnisnya. “Kami selalu memprioritaskan pengelolaan risiko yang baik. Ini bukan hanya untuk melindungi bisnis kami, tetapi juga untuk memberikan kepercayaan kepada para pemegang saham dan nasabah,” tambah Sunarso.
Ke depan, BRI akan terus memantau perkembangan ekonomi global dan domestik untuk mengambil langkah-langkah strategis yang diperlukan. Sunarso menegaskan bahwa BRI akan tetap fokus pada pengelolaan risiko dan menjaga kinerja yang stabil, sambil terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kami berkomitmen untuk tetap menjadi bank yang tangguh dan dapat diandalkan, baik oleh nasabah, pemegang saham, maupun negara. Dengan strategi yang tepat, kami yakin BRI akan terus tumbuh dan memberikan manfaat bagi semua pihak,” pungkas Sunarso.