
BRI Peduli Serap 197 Ton Sampah Lewat Program 'Yok Kita Gas' di 41 Lokasi
Suara.com - Bank Rakyat Indonesia (BRI) membuktikan dedikasinya dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mengatasi persoalan sampah melalui program BRI Peduli ‘Yok Kita Gas’.
Program ini merupakan bagian dari inisiatif Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BRI yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Kegiatan ini dilaksanakan di Istana Maggot BSF, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Jambangan, Surabaya, Jawa Timur, sebagai bagian dari peringatan Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh setiap tanggal 21 Februari.
Kegiatan ini melibatkan 100 warga Kelurahan Kebonsari dan 50 pelajar dari SMP Negeri 36 Surabaya. Melalui serangkaian aktivitas, program ini tidak hanya memberikan edukasi tetapi juga mendorong aksi nyata dalam pengelolaan sampah. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain sosialisasi pemilahan sampah, workshop pengolahan sampah organik menggunakan maggot Black Soldier Fly (BSF), pembuatan ecoenzyme, serta pengenalan sistem Bank Sampah.
Dalam kegiatan ini, peserta diajak untuk memahami pentingnya memilah sampah sejak dari sumbernya. Edukasi ini diharapkan dapat mendorong kebiasaan masyarakat untuk mendaur ulang dan mengelola sampah dengan lebih baik. Selain itu, peserta juga mendapatkan pelatihan tentang budidaya maggot BSF, yang dapat digunakan untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk, serta pembuatan ecoenzyme dari limbah rumah tangga.
“Kami ingin masyarakat tidak hanya memahami teori, tetapi juga mempraktikkan langsung bagaimana mengelola sampah dengan baik. Misalnya, maggot BSF dapat mengubah sampah organik menjadi pupuk yang bernilai ekonomis,” jelas perwakilan BRI dalam acara tersebut.
Selain itu, program ini juga memperkenalkan konsep Bank Sampah, di mana masyarakat dapat menukarkan sampah bernilai ekonomis dengan paket sembako. Hal ini diharapkan dapat mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah sekaligus memberikan manfaat ekonomi langsung.
Sebagai bentuk dukungan terhadap program ini, BRI Peduli menyerahkan bantuan tempat sampah pilah kepada Kelurahan Kebonsari dan SMP Negeri 36 Surabaya. Bantuan ini diharapkan dapat mendorong kebiasaan memilah sampah sejak dini, terutama di kalangan pelajar.
“Kami berharap dengan adanya tempat sampah pilah ini, kebiasaan memilah sampah dapat menjadi budaya yang diterapkan sejak usia dini,” ujar perwakilan BRI.
Kegiatan “Yok Kita Gas” di Kebonsari berhasil mengumpulkan 73 karung sampah, dengan rincian 20 kg sampah organik dan 99,4 kg sampah anorganik. Program ini juga berpotensi mengurangi emisi gas karbon sebanyak 112,1 kg CO2 dan emisi gas metan sebanyak 98,6 kg CH4. Angka ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah yang baik tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga berkontribusi dalam mengurangi dampak perubahan iklim.
Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto, mengungkapkan bahwa program “BRI Peduli Yok Kita Gas” telah memberikan dampak positif bagi masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun lingkungan. “Program ini sejalan dengan komitmen BRI dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya di pilar pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan,” ujarnya.
Masyarakat, terutama di wilayah padat penduduk, mendapatkan manfaat langsung dari program ini. Mereka tidak hanya mendapatkan wawasan tentang pengelolaan sampah, tetapi juga keterampilan praktis seperti memilah sampah dari rumah dan mengolah sampah organik menjadi pupuk. Selain itu, program Bank Sampah juga mendorong budaya menabung dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2021, program “BRI Peduli Yok Kita Gas” telah diimplementasikan di 41 lokasi di seluruh Indonesia, termasuk 5 lokasi di pasar tradisional dan 35 lokasi di lingkungan masyarakat. Program ini terdiri dari dua bentuk, yaitu Yok Kita Gas-Pasar Tradisional dan Yok Kita Gas-Stand Alone Location, yang fokus pada pengelolaan sampah di Bank Sampah atau Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST).
Hingga saat ini, program ini telah menyasar 38 Bank Sampah dengan total tabungan mencapai Rp1,79 miliar. Selain itu, program ini juga berhasil memproduksi 155 karung pupuk kompos, 1.250 kemasan pupuk organik cair (POC), 6.921,5 kg maggot, dan 777 liter ecoenzyme. Dari segi lingkungan, program ini telah menyerap 108.860 kg sampah organik dan 88.449,4 kg sampah anorganik, dengan potensi reduksi emisi gas metan dan karbon dioksida yang signifikan.