
Kunci Stabilitas BRI: Fokus UMKM dan Tata Kelola yang Baik
Suara.com - Di tengah tekanan ekonomi global yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi domestik dan tantangan likuiditas di industri perbankan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang stabil dengan fundamental yang kuat. Kinerja positif ini didukung oleh operasional perbankan yang berjalan lancar dan aman, memastikan nasabah mendapatkan akses optimal terhadap berbagai produk dan layanan transaksi perbankan BRI.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menyatakan bahwa resiliensi kinerja BRI tidak lepas dari penerapan tata kelola yang baik atau Good Corporate Governance (GCG).
“BRI, seperti halnya bank swasta, turut serta dalam program penjaminan simpanan yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Selain itu, BRI juga terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Bank Indonesia. Partisipasi dan tata kelola ini memberikan jaminan kepada nasabah bahwa dana mereka aman sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” jelas Hendy dalam siaran pers di Jakarta, Minggu (23/2/2025).
Pada tahun 2024, BRI mencatatkan laba bersih konsolidasian sebesar Rp60,64 triliun, dengan total aset mencapai Rp1.992,98 triliun, tumbuh 1,42% secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan ini didorong oleh penyaluran kredit yang selektif dan berkualitas, dengan fokus utama pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Dari sisi penyaluran kredit, BRI mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,97% menjadi Rp1.354,64 triliun, dengan seluruh segmen pinjaman menunjukkan pertumbuhan positif. Sektor UMKM mendominasi penyaluran kredit BRI dengan porsi mencapai 81,97% dari total kredit, atau senilai Rp1.110,37 triliun.
Tidak hanya pertumbuhan kredit, kualitas kredit BRI juga mengalami perbaikan. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) turun dari 2,95% pada akhir Desember 2023 menjadi 2,78% pada akhir Desember 2024. Selain itu, BRI juga mempersiapkan pencadangan yang memadai dengan rasio NPL coverage sebesar 215,01%.
Di sisi penghimpunan dana, BRI berhasil mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.365,45 triliun. Dana murah (current account savings account/CASA) mendominasi penghimpunan simpanan dengan proporsi mencapai 67,30% atau setara dengan Rp918,98 triliun.
Kinerja positif BRI juga didukung oleh kondisi likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Rasio loan to deposit ratio (LDR) BRI berada di level 88,85%, sementara rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) mencapai 26,63%.
Hendy menegaskan bahwa capaian kinerja BRI ini menjadi bukti nyata bahwa dengan tata kelola yang baik dan fundamental bisnis yang kuat, BRI mampu menjaga stabilitas kinerja di tengah dinamika tantangan ekonomi global. “Kinerja positif BRI tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga stabilitas industri perbankan nasional, yang pada akhirnya berdampak positif bagi perekonomian Indonesia,” ujarnya.
Dengan kinerja yang solid dan komitmen terhadap tata kelola yang baik, BRI terus membuktikan diri sebagai salah satu pilar penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, terutama melalui fokus pada sektor UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.