
Sunarso: AgenBRILink Kunci Sharing Economy dan Inklusi Keuangan di Indonesia
Suara.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) terus menunjukkan dedikasinya dalam mendukung inklusi keuangan dan memberdayakan masyarakat melalui program AgenBRILink.
Dengan jumlah agen yang telah melebihi 1 juta, program ini telah memberikan dampak sosial yang nyata, mulai dari pemberdayaan masyarakat, menciptakan ekonomi berbagi (sharing economy) bernilai triliunan rupiah, hingga meningkatkan literasi keuangan di berbagai daerah di Indonesia.
Direktur Utama BRI, Sunarso, menjelaskan bahwa upaya BRI untuk meningkatkan inklusivitas dilakukan dengan memperluas layanan perbankan hingga ke warung-warung melalui AgenBRILink. Hal ini memungkinkan BRI untuk melayani transaksi perbankan dengan lebih dekat dan efektif di tengah masyarakat.
“Selain memperluas dan mempermudah akses layanan perbankan, AgenBRILink juga bertujuan untuk menciptakan sharing economy, yaitu pertumbuhan ekonomi yang melibatkan partisipasi masyarakat secara luas,” ujar Sunarso.
Sharing Economy Triliunan Rupiah
AgenBRILink telah menjadi pendorong utama dalam menciptakan sharing economy yang memberikan manfaat bagi banyak pihak. Melalui AgenBRILink, masyarakat dapat melakukan berbagai transaksi seperti penarikan tunai, transfer, dan pembayaran tagihan dengan mudah. Sepanjang tahun 2024, BRI memperoleh fee dari AgenBRILink sebesar Rp1,6 triliun.
“Dari total transaksi AgenBRILink sebesar Rp1.583 triliun pada tahun 2024, agen-agen tersebut dapat memperoleh dua hingga tiga kali lipat dari fee yang diterima BRI. Ini merupakan bentuk nyata dari sharing economy yang menguntungkan masyarakat,” jelas Sunarso.
BRI secara aktif mengembangkan layanan perbankan hybrid untuk menjangkau segmen masyarakat yang sebelumnya kurang terlayani, termasuk di daerah terpencil. Salah satu caranya adalah melalui AgenBRILink. Saat ini, BRI telah memiliki lebih dari 1,06 juta AgenBRILink yang tersebar di lebih dari 62 ribu desa di seluruh Indonesia, mencakup lebih dari 80% wilayah negara.
Peningkatan literasi keuangan melalui AgenBRILink juga terlihat dari keberhasilan program ini dalam mengungkap sindikat pembuat uang palsu di Makassar. Kasus ini terungkap berkat laporan dari AgenBRILink yang mencurigai adanya transaksi mencurigakan oleh seorang nasabah di Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
BRI terus mempercepat inklusi keuangan melalui AgenBRILink yang tersebar di berbagai warung dan toko kelontong. Kemudahan akses layanan perbankan BRI melalui layanan digital dan AgenBRILink diikuti dengan penurunan jumlah kantor cabang.
“Kami tidak perlu membuka kantor cabang baru untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam layanan perbankan. Dalam hal ini, AgenBRILink memainkan peran penting dalam menciptakan sharing economy yang lebih inklusif,” kata Sunarso.
Dengan berbagai upaya ini, BRI terus memperkuat komitmennya dalam mendorong inklusi keuangan dan memberdayakan masyarakat melalui program AgenBRILink yang inovatif dan berdampak luas.