BRI Research Institute Berperan Penting dalam Program Akses Digital untuk UMKM di Lombok

BRI Research Institute Berperan Penting dalam Program Akses Digital untuk UMKM di Lombok


Suara.com - Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia, yang berlokasi di Jakarta, telah meluncurkan program akses digital yang bertujuan memberdayakan ratusan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Program ini dilaksanakan melalui kolaborasi strategis dengan BRI Research Institute, Universitas Hamzanwadi, dan Geopark Rinjani, dengan fokus pada 250 pelaku UMKM di Desa Loyok, Lantan, Senaru, dan Kecamatan Sembalun.

Rita Damayanti, Kepala Program Akses Digital Kedutaan Besar Inggris, dalam keterangannya di Mataram pada Sabtu, menyatakan bahwa UMKM merupakan bagian dari komunitas marginal yang memiliki potensi besar untuk mengadopsi teknologi digital.

Namun, mereka masih tertinggal dalam agenda inklusi digital. "UMKM memiliki potensi besar untuk memanfaatkan teknologi digital guna mendukung pengembangan usaha mereka, baik skala kecil, menengah, maupun besar," ujar Rita, dikutip dari Antara.

Selama hampir lima tahun pelaksanaan program akses digital di Indonesia, pemerintah Inggris menyadari bahwa UMKM memiliki potensi yang signifikan untuk mengadopsi teknologi digital. Namun, temuan dari penelitian yang dilakukan bersama BRI Research Institute menunjukkan bahwa tingkat adopsi layanan digital di kalangan UMKM masih tergolong rendah.

Fakta inilah yang mendorong pemerintah Inggris dan BRI Research Institute untuk menyelenggarakan serangkaian pelatihan literasi dan keterampilan digital, khususnya bagi perempuan dan pemuda dalam kategori ultra-mikro dan mikro, yang memegang peran kunci dalam pertumbuhan ekonomi lokal.

Peran BRI Research Institute dalam Mendorong Inklusi Digital

BRI Research Institute, sebagai mitra strategis dalam program ini, memainkan peran penting dalam mengidentifikasi tantangan dan peluang yang dihadapi oleh UMKM, khususnya di Lombok. Nilam Nirmala Anggraini, Technical Assistance Team Leader dari BRI Research Institute, menekankan bahwa perempuan memiliki potensi besar dalam pengembangan UMKM.

"Sebanyak 64 persen dari 64 juta pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan, dan 40 juta di antaranya berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Namun, potensi ini masih terkendala oleh rendahnya adopsi teknologi digital," jelas Nilam.

Lombok, dengan kekayaan sektor kerajinan, kuliner, dan pariwisata, memiliki potensi ekonomi yang besar. Namun, wilayah ini masih menghadapi tantangan seperti akses finansial yang terbatas, tingkat inklusi keuangan dan digital yang rendah, serta minimnya mentor bisnis untuk membangun ekosistem digital yang kuat.

Melalui program ini, BRI Research Institute berharap dapat membantu mengatasi tantangan tersebut dan mendorong pertumbuhan UMKM di Lombok.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ahmad Masyhuri, menyambut baik terpilihnya Lombok sebagai lokasi implementasi program akses digital ini. Ia mengapresiasi dukungan dari berbagai lembaga, komunitas, dan lembaga swadaya masyarakat yang turut membantu pemerintah provinsi dalam memberdayakan UMKM, khususnya UMKM yang dikelola oleh perempuan.

"Kami sangat bersyukur atas kolaborasi ini, yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan UMKM di Lombok," ujar Ahmad.

Program ini akan berlangsung selama enam bulan ke depan, dengan harapan dapat memperoleh dukungan penuh dari pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya. Melalui pelatihan literasi digital dan pengembangan bisnis, program ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas UMKM, khususnya perempuan dan pemuda, dalam memanfaatkan teknologi digital untuk mengembangkan usaha mereka.

BRI Research Institute berkomitmen untuk terus mendukung inisiatif-inisiatif yang bertujuan meningkatkan inklusi digital dan keuangan bagi UMKM di Indonesia. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, lembaga penelitian, dan komunitas lokal, program ini diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan UMKM di daerah lain di Indonesia, sekaligus memperkuat peran perempuan dalam perekonomian nasional.