Akses Modal Jadi Kunci! BRI Siap Dukung Petani Menuju Swasembada Pangan
Suara.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Rachmat Pambudy, mengumumkan bahwa pihaknya bersama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) akan memperkuat kolaborasi untuk mendukung program swasembada pangan pada periode 2025-2029. Hal ini disampaikan dalam pertemuan dengan Direktur Utama BRI, Sunarso, di Jakarta, Minggu (tanggal).
Rachmat menegaskan bahwa swasembada pangan merupakan program prioritas pemerintah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional melalui produksi dalam negeri, sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor.
“Dukungan dari sektor keuangan, termasuk BRI, sangat penting dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi sektor pertanian serta pangan,” ujarnya, dikutip Redaksi Suara.com dari Antara pada Senin (10/2/2025).
Peran Strategis BRI dalam Mendukung Petani dan Pelaku Usaha
BRI dinilai memiliki peran krusial dalam menyediakan akses permodalan bagi petani, nelayan, dan pelaku usaha pertanian. Dengan dukungan ini, diharapkan produksi pangan nasional dapat meningkat, rantai distribusi diperkuat, dan hilirisasi produk pangan dapat lebih optimal.
“BRI memiliki jaringan yang luas hingga ke pelosok negeri, sehingga dapat menjangkau lebih banyak petani dan pelaku usaha untuk mendapatkan akses pembiayaan,” jelas Rachmat.
Langkah Prioritas Pemerintah untuk Swasembada Pangan
Pemerintah telah menetapkan sejumlah langkah strategis untuk mencapai target swasembada pangan. Salah satunya adalah penguatan sentra produksi dan lumbung pangan guna memastikan ketersediaan bahan pangan yang stabil dan mencukupi kebutuhan nasional. Target produksi padi pada tahun 2024 ditetapkan sebesar 70 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), dengan tambahan produksi 20 juta ton GKG hingga tahun 2029.
Selain itu, pemerintah terus mendorong riset dan inovasi dalam pemuliaan tanaman untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas hasil pertanian. Di sisi infrastruktur, penggunaan alat dan teknologi pertanian modern juga menjadi fokus utama.
“Saat ini, baru 46,84 persen petani yang memanfaatkan teknologi dalam proses budidaya. Kami akan terus mendorong peningkatan angka ini,” ujar Rachmat.
Optimalisasi Infrastruktur dan Efisiensi Rantai Pasok
Pembangunan infrastruktur pertanian, termasuk 65 bendungan yang telah selesai dibangun, akan dioptimalkan untuk memastikan ketersediaan air bagi lahan pertanian. Selain itu, pemerintah juga berupaya meningkatkan efisiensi tata kelola pangan, termasuk penyaluran subsidi pupuk agar lebih tepat sasaran dan berdampak langsung pada peningkatan produktivitas.
Pemerintah juga menargetkan pengurangan susut dan sisa pangan sebesar 3-5 persen per tahun. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi rantai pasok dan mengurangi kerugian dalam distribusi pangan.
Kepala Bappenas menekankan pentingnya sinergi antar pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta seperti BRI, untuk mewujudkan target swasembada pangan.
“Dengan semangat inovasi dan kolaborasi, Indonesia menuju ketahanan pangan yang lebih kuat. Kolaborasi dengan BRI penting untuk menciptakan ekosistem perberasan yang kuat, dari hulu hingga hilir,” ucap Rachmat.
Dukungan BRI dalam memperluas akses pembiayaan bagi petani dan pelaku usaha pangan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi dan kesejahteraan petani. Dengan demikian, pemerintah optimis bahwa target swasembada pangan dapat tercapai, sekaligus mewujudkan sektor pertanian yang tangguh, efisien, dan berdaya saing tinggi.
“Kolaborasi ini tidak hanya mendukung peningkatan produksi pangan, tetapi juga memastikan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan,” pungkas Rachmat.