Menteri Airlangga Puji Langkah BRI Hapus Utang UMKM, Ribuan Pelaku Usaha Terbantu!
Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa sebanyak 71 ribu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) telah menerima fasilitas hapus tagih dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). "Dari pemantauan yang kami lakukan, Bank BRI adalah yang paling banyak melakukan hapus tagih," ujar Airlangga dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025 di Tangerang, Banten, pada hari Kamis kemarin.
Airlangga menjelaskan bahwa kebijakan ini merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap UMKM. Kebijakan hapus tagih diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 mengenai Penghapusan Piutang Macet kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
"Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, salah satu inisiatif yang telah dilaksanakan dalam 100 hari pertama adalah hapus utang dan hapus tagih sebagai bentuk keberpihakan kepada UMKM," tambahnya.
Dalam PP 47/2024, dijelaskan bahwa penghapusan piutang macet untuk UMKM dilakukan melalui dua metode: hapus buku dan hapus tagih. Hapus buku adalah tindakan administratif untuk menghapus kredit macet dari neraca tanpa menghilangkan hak tagih dari debitur. Sedangkan hapus tagih berarti menghapus kewajiban debitur atas kredit yang tidak dapat diselesaikan dengan menghilangkan hak tagih.
Program hapus tagih ini berlaku untuk piutang dengan nilai pokok maksimal Rp500 juta per debitur, dan UMKM harus sudah terdaftar dalam daftar hapus buku yang dimiliki oleh Bank Himbara sejak lima tahun sebelum PP diterapkan. Kredit yang akan dihapus tidak boleh dijamin oleh asuransi atau penjaminan lainnya. Jika terdapat agunan, fasilitas hapus tagih hanya dapat diberikan jika agunan tersebut tidak lagi dapat melunasi kewajiban nasabah.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri UMKM Maman Abdurrahman menyampaikan bahwa pemerintah menargetkan sebanyak 1 juta UMKM dapat menerima fasilitas penghapusan piutang. Namun, mereka masih menghadapi beberapa kendala dalam pelaksanaan kebijakan ini, terutama dari segi teknis.
"Karena banyak UMKM yang berada di daerah terpencil, ada juga yang mungkin sudah pindah alamat. Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai target 1 juta tersebut," kata Maman.