BRI Fokus Digitalisasi untuk Perkuat Pembiayaan UMKM

BRI Fokus Digitalisasi untuk Perkuat Pembiayaan UMKM


Suara.com - BRI semakin memantapkan diri memberikan dukungan kredit mikro khususnya bagi para pelaku UMKM. Strategi BRI dalam pengembangan kredit mikro pun patut diapresiasi. BRI memiliki dua strategi utama untuk mendorong penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang bersumber pada dana murah (CASA).

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan untuk retensi, strategi BRI akan difokuskan pada transaksi digital, mengoptimalkan value chain nasabah wholesale, serta menggunakan big data untuk memaksimalkan peluang dari nasabah. Sedangkan untuk akuisisi, BRI akan menargetkan ekosistem bisnis serta merchant.

Kemudian, ke depan BRI akan terus berfokus pada pembiayaan di sektor UMKM. Terlebih, BRI selaku induk Holding UMi yang mesti menaruh perhatian lebih, akan terus mendorong peningkatan kapabilitas pengusaha dan usahanya.

Melalui holding atau sinergi ekosistem UMi antara Pegadaian, PNM dan BRI, diharapkan dapat memberikan harapan baru bagi masyarakat ultra mikro dengan memperluas jaringan Unit Co-location SENYUM (Sentra Layanan Ultra Mikro) dan memperdalam layanan produk dan jasa keuangan formal yang semakin lengkap. Holding UMi memastikan pelaku usaha ultra mikro memiliki pengetahuan, kemampuan dan kesempatan akses layanan keuangan yang adil dan inklusif sehingga dapat menaikkelaskan pelaku usaha ultra mikro.

Dari sisi operasional, business process reengineering yang dilakukan mampu meningkatkan efisiensi dalam operasional bisnis BRI. Hal tersebut tercermin dari rasio BOPO dan CIR yang tercatat membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) membaik dari semula 69,56% menjadi 67,71% dan CIR (Cost to Income Ratio) membaik dari semula 44,30% menjadi 41,79%

“Rasio efisiensi BRI yang terus membaik tak lepas dari transformasi digital yang terus dijalankan. BRI sendiri terus mengembangkan area digital melalui 3 fokus yakni Digitizing Core, Digital Ecosystem serta New Digital Proposition. Dan transformasi digital yang dilakukan oleh BRI tidak hanya memberikan dampak dari sisi efisiensi namun juga memberikan dampak signifikan terhadap pencapaian fee-based income perseroan. Dimana fee-based income konsolidasian BRI tercatat tumbuh 9,14% yoy menjadi senilai Rp10,22 triliun”, imbuh Sunarso. 

Hingga akhir Triwulan II 2023 likuiditas dan permodalan BRI pun berada di level yang memadai. Hal tersebut tercermin dari rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) Bank sebesar 87,26% dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 26,65%.

“Ditopang oleh likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat tersebut, BRI optimistis akan mampu mendorong menggerakkan perekonomian nasional melalui pembiayaan dan pemberdayaan UMKM,” tambah Sunarso.

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni