Pengembangan dan Dukungan Transaksi Digital BRI Dukung UMKM Desa Nepo Makin Bersinar

Pengembangan dan Dukungan Transaksi Digital BRI Dukung UMKM Desa Nepo Makin Bersinar


Suara.com - Kacang Nepo hadir dalam berbagai varian rasa yang unik, seperti kacang crispy, kacang sembunyi dengan gula pasir, kacang disco, dan kacang tempe, yang semuanya menawarkan cita rasa gurih dan renyah. Suparman, pengusaha lokal di Desa Nepo, Kecamatan Malusetasi, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, mengungkapkan bahwa ide untuk memulai usaha ini muncul pada tahun 2022.

Desa Nepo kaya akan sumber daya alam, namun sebelumnya hasil bumi yang ada umumnya dijual dalam keadaan mentah. Suparman berinisiatif untuk mengolah hasil bumi tersebut menjadi produk siap konsumsi agar dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat setempat.

"Saya melihat banyak hasil bumi di desa ini dijual mentah ke luar, sehingga tercetus ide untuk mengolahnya," jelasnya, pada akhir November lalu.

Dengan kemasan awal yang sederhana, produk Kacang Nepo mendapatkan dukungan dari BRI melalui program Desa BRILiaN pada tahun 2023. BRI memberikan pelatihan dalam pemasaran, pengemasan, dan penggunaan teknologi digital. Berkat dukungan ini, Kacang Nepo kini tampil lebih menarik dan semakin dikenal luas.

Program Desa BRILiaN memberikan dampak positif bagi perkembangan usaha Suparman. Pelatihan dari BRI dan kolaborasi dengan Politeknik Pariwisata membantu meningkatkan kualitas produk, terutama dalam hal rasa dan pengemasan agar lebih kompetitif di pasar.

Selain itu, BRI juga memperkenalkan teknologi digital seperti QRIS kepada UMKM di Desa Nepo, yang memungkinkan sistem pembayaran non-tunai dan mempermudah akses ke pasar yang lebih luas.

"Untuk pemasaran di toko lokal dan supermarket kini semakin mudah dengan QRIS," ungkap Suparman. Ia menambahkan bahwa penggunaan teknologi ini mempercepat proses transaksi dan memudahkan konsumen saat berbelanja.

Saat ini, Kacang Nepo telah menghasilkan pendapatan hingga belasan juta rupiah per bulan dan menjadi sumber pendapatan utama bagi Suparman serta beberapa warga yang ia pekerjakan. Dengan meningkatnya permintaan, Suparman berharap dapat memperluas tim dan melibatkan lebih banyak warga dalam produksi.

"Harapannya adalah UMKM di desa kami semakin maju dan lebih banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya," ujarnya. Suparman juga berharap agar produk lokal seperti Kacang Nepo tidak hanya dikenal di tingkat lokal tetapi juga dapat menjadi ikon kuliner khas Desa Nepo yang dikenal lebih luas.

"Kami ingin kacang yang keluar dari desa ini dikemas dengan nilai tambah, bukan sekadar bahan mentah," tegasnya. Dengan semakin tingginya minat terhadap produknya, Suparman bercita-cita membawa Kacang Nepo ke pasar nasional.

Di sisi lain, Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, menekankan komitmen BRI untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). "Peran BRI tidak hanya sebagai lembaga keuangan tetapi juga sebagai pemberdaya individu pelaku usaha serta lembaga desa," ujarnya.

Supari menambahkan bahwa pemberdayaan wilayah pedesaan merupakan isu penting karena perkembangan desa di Indonesia belum merata. Ia berharap program ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh desa-desa beserta seluruh UMKM untuk mendorong kemajuan di daerah tersebut.