QLola by BRI Mudahkan Perjalanan Umrah dan Haji yang Lebih Efisien
Suara.com - Pada tahun 2023, sektor umrah mencatatkan perputaran uang mencapai sekitar Rp54 triliun dari sekitar 1,5 juta jamaah yang berangkat. Hingga September 2024, jumlah jamaah diperkirakan mencapai kurang lebih 2 juta, meningkat signifikan dibandingkan dengan sekitar 900 ribu jamaah pada tahun 2019.
Hal ini, menurut Direktur Bisnis Wholesale dan Kelembagaan BRI, Agus Noorsanto, menunjukkan minat masyarakat untuk melaksanakan ibadah umrah terus meningkat setiap tahun, yang berdampak positif terhadap peluang ekonomi yang lebih besar. "Perbankan melihat ini sebagai potensi bisnis yang cukup besar karena nilai perputaran ekonomi pada tahun 2023 mencapai sekitar Rp54 triliun, melibatkan berbagai sektor," ujarnya.
Rincian mengenai rantai pasokan dan nilai ekonomi dalam ekosistem umrah menunjukkan bahwa transportasi udara menyumbang persentase terbesar, yaitu 50 persen atau sekitar Rp27 triliun. Diikuti oleh sektor hotel dan penyedia layanan yang mencapai 35 persen atau Rp18,9 triliun. Sektor akomodasi menyumbang 12 persen dan makanan dan minuman (FnB) sebesar Rp6,4 triliun, sementara sisanya berasal dari visa dan asuransi sebesar Rp1,6 triliun.
Agus juga mencatat bahwa potensi dana mengendap per tahun dari aktivitas jamaah di industri ini dapat dikelola melalui institusi perbankan mencapai Rp15,9 triliun. Dana tersebut berasal dari setoran biaya umrah jamaah, maskapai penerbangan, dan agen perjalanan.
Selain itu, lebih dari 2.000 penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) resmi juga berkontribusi dalam mendukung ekosistem ini dengan potensi dana mengendap hingga Rp4,9 triliun. Maskapai penerbangan memiliki potensi dana mengendap hingga Rp4,5 triliun, sehingga total potensi dana mengendap dapat mencapai lebih dari Rp25 triliun.
Agus menambahkan bahwa digitalisasi dalam industri umrah membuka peluang kolaborasi lintas industri untuk menciptakan inovasi berkelanjutan dan memungkinkan penyedia layanan menawarkan aktivitas bisnis yang lebih modern.
"Dengan potensi perputaran total penjualan sebesar Rp54 triliun (tahun 2023) dan asumsi akuisisi sebesar 10 persen, serta perkiraan dana giro mengendap sebesar Rp25,3 triliun, BRI diproyeksikan akan mendapatkan tambahan volume bisnis dan transaksi sebesar Rp6 triliun serta penambahan dana mengendap Rp25,3 triliun per tahunnya," jelas Agus.
Ia menjelaskan bahwa nilai rantai ekosistem bisnis umrah saat ini lebih menarik secara ekonomi karena memiliki efek rantai nilai yang lebih besar. Bisnis umrah melibatkan berbagai sektor seperti maskapai penerbangan, hotel, transportasi lokal, hingga jasa keuangan. Fleksibilitas ini memungkinkan agen perjalanan untuk menawarkan layanan yang lebih bervariasi dan kompetitif.
Sebaliknya, ekosistem bisnis haji lebih terkontrol oleh pemerintah sehingga layanan yang ditawarkan cenderung seragam. Potensi nilai rantai pada bisnis haji hanya berasal dari Haji ONH Plus dan Furoda yang dapat diselenggarakan oleh agen perjalanan terdaftar di Kementerian Agama RI sebagai penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK).
"Nilai ekonomi ekosistem bisnis umrah mencapai Rp54 triliun per tahun sementara nilai ekonomi ekosistem bisnis haji mencapai Rp20,7 triliun per tahun. Nilai ekonomi untuk haji khusus (ONH Plus dan Furoda) berkisar sekitar Rp6 triliun," tuturnya.
Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, BRI memainkan peran penting dalam menyediakan fasilitas transaksi keuangan yang memudahkan nasabah dalam berbagai aspek termasuk dalam ekosistem perjalanan haji dan umrah. Agus menjelaskan bahwa BRI mendukung semua kebutuhan finansial terkait perjalanan umrah dan haji baik bagi calon jamaah maupun agen perjalanan.
Dengan jaringan layanan perbankan yang luas dan produk inovatif, BRI berkontribusi dalam mendukung kelancaran serta efisiensi operasional bisnis umrah dan haji. Salah satu kontribusi BRI adalah menyediakan Giro BRI sebagai solusi pengelolaan dana yang membantu penyelenggara mengatur dana operasional dengan lebih efisien.
Melalui Kartu Debit dan Kartu Kredit BRI serta aplikasi BRImo, nasabah dapat dengan mudah melakukan transaksi, menarik uang, dan melakukan pembayaran di luar negeri. "Untuk nasabah individu BRI yaitu jamaah umrah dan haji, kami mempermudah pembayaran online melalui BRImo yang memungkinkan pemesanan dan pembayaran biaya umrah serta haji secara digital di Tanah Suci," kata Agus.
BRI juga mendukung transaksi melalui BRIVA (BRI Virtual Account) untuk memfasilitasi pembayaran otomatis serta layanan BRI Money Changer untuk mempermudah proses penukaran mata uang asing bagi jamaah. "QLola by BRI dirancang sebagai Integrated Corporate Solution untuk menghubungkan nasabah dengan ekosistem bisnis secara menyeluruh mulai dari supplier hingga retailer," ujar Agus.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa mekanisme perputaran uang dalam ekosistem bisnis umrah dan haji yang dijalankan oleh QLola by BRI dirancang untuk menciptakan aliran keuangan yang efektif di antara berbagai entitas yang terlibat seperti jamaah, agen perjalanan (PPIU), penyedia visa, maskapai penerbangan serta restoran di luar negeri.
Dengan model perputaran uang ini, QLola by BRI tidak hanya memastikan aliran keuangan yang stabil tetapi juga menciptakan peluang pertumbuhan bagi setiap entitas dalam ekosistem tersebut. "Pendekatan terstruktur ini memungkinkan QLola by BRI menghadirkan solusi finansial holistik yang mendukung operasional umrah dan haji secara lebih lancar," pungkasnya.