Strategi Jitu BRI Tekan NPL, Kredit Rp1.353 Triliun Tetap Sehat
Suara.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) melaporkan bahwa penyaluran kredit hingga akhir September 2024 mencapai Rp1.353,36 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 8,21 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sejalan dengan pencapaian tersebut, BRI juga berhasil menjaga kualitas asetnya dengan baik. Hal ini terlihat dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang menunjukkan perbaikan, dengan NPL tercatat sebesar 2,90 persen pada triwulan III-2024, lebih baik dibandingkan 3,07 persen pada tahun sebelumnya.
Direktur Manajemen Risiko BRI, Agus Sudiarto, menjelaskan bahwa penurunan NPL didukung oleh berbagai strategi yang diterapkan dalam pengelolaan kredit, mulai dari tahap awal hingga akhir.
“Di tahap awal, kami memperketat proses underwriting untuk kredit baru dan melakukan supervisi terhadap kredit yang sudah ada. Sejak awal triwulan II-2024, kami memang lebih ketat dalam seleksi di tahap ini,” ungkap Agus dalam konferensi pers di Jakarta pada Rabu lalu.
Agus menambahkan bahwa proses seleksi yang ketat bagi debitur baru dilakukan berdasarkan kriteria tertentu, sehingga debitur yang mengajukan kredit dapat tersaring dan NPL BRI pun mengalami penurunan.
“Di kuartal pertama tahun ini, kami sempat melihat kenaikan rasio NPL. Namun, dengan berbagai strategi yang kami terapkan, tidak hanya NPL yang turun tetapi juga Loan at Risk (LAR) kami mengalami penurunan,” imbuhnya.
BRI secara aktif memantau kualitas kredit dan telah mengadopsi sistem peringatan dini (Early Warning System) untuk mendeteksi potensi masalah kredit sejak dini. Selain itu, BRI juga memperkuat tim pemulihan untuk menangani kredit bermasalah dengan lebih cepat dan efisien.
Di samping itu, BRI tetap mempersiapkan pencadangan yang memadai dengan NPL Coverage mencapai 215,44 persen hingga September 2024.