BRI Terjun ke Web3, Kembangkan Solusi Blockchain untuk Keamanan Digital

BRI Terjun ke Web3, Kembangkan Solusi Blockchain untuk Keamanan Digital


Suara.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) sedang mengembangkan proyek percontohan berbasis teknologi blockchain untuk memastikan transparansi dan keamanan dalam transaksi bisnis serta rantai pasokan.

"Kami berkomitmen untuk mengeksplorasi Web3 dan mengembangkan solusi berbasis blockchain dengan membentuk tim sertifikasi khusus," ungkap Nitia Rahmi, Kepala Departemen Pengembangan Perbankan Digital BRI, dalam keterangan resmi di Jakarta pada hari Sabtu kemarin.

Nitia menjelaskan bahwa inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur digital dan kemampuan inovasi perusahaan, serta menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan teknologi.

Sementara itu, Satrio Nugroho, Deputi Direktur Pengembangan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyatakan bahwa ada beberapa tantangan dalam pengembangan sistem blockchain, termasuk inovasi, perlindungan pelanggan, dan tata kelola.

"OJK sedang menyusun regulasi untuk mendukung pengembangan teknologi blockchain sambil menjaga tata kelola yang baik," ujarnya, seperti yang dikutip dari Antara.

Akhmad Ginulur Pangersa, ekonom senior Bank Indonesia, juga menekankan pentingnya menemukan keseimbangan antara inovasi dan regulasi dalam pengembangan ekosistem keuangan digital.

"Menemukan keseimbangan yang tepat antara inovasi dan regulasi sangat penting bagi pengembangan ekosistem aset digital," katanya.

Penggunaan teknologi blockchain kini menjadi salah satu tren terbaru di sektor keuangan digital, didorong oleh meningkatnya tokenisasi dan transaksi aset kripto yang telah lebih dulu mengadopsi teknologi ini.

Asosiasi Blockchain dan Pedagang Aset Kripto Indonesia (ABI – ASPAKRINDO) juga menyelenggarakan Indonesia Blockchain Conference 2024 untuk memperluas jaringan internasional dan memperkuat kemitraan lintas negara dalam menghadapi tantangan di ekosistem blockchain dan aset kripto.

Acara ini melibatkan berbagai pembicara dari Bank Indonesia, BRI, OJK, McKinsey & Company, Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, dan Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC), serta dihadiri oleh sekitar 300 peserta dari Singapura, Malaysia, Hong Kong, Jepang, Australia, dan Amerika Serikat.

Ketua ABI – ASPAKRINDO Robby berharap hasil diskusi dalam konferensi tersebut dapat mempercepat pengembangan ekosistem digital di Indonesia.

“Hasil diskusi di acara IBC ini diharapkan dapat menarik minat investor untuk mendukung pertumbuhan startup dan proyek berbasis blockchain, sehingga dapat mempercepat kemajuan serta memperkuat pengembangan ekosistem digital,” tambahnya.