Dari Desa BRILiaN ke Meja Pajak, Strategi jitu BRI Berdayakan UMKM
Suara.com - Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan rasio pajak atau tax ratio, yang merupakan indikator penting untuk menilai efektivitas sistem perpajakan dan kontribusi pajak terhadap perekonomian negara. Rasio pajak ini menjadi fokus utama pemerintah karena berhubungan langsung dengan kapasitas fiskal, pembangunan, dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam program TV Gagas RI yang disiarkan oleh Kompas TV pada tanggal 30 Agustus, Direktur Utama BRI, Sunarso, menyatakan bahwa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai tulang punggung ekonomi nasional memiliki potensi besar untuk berkembang melalui pemberdayaan. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB), tetapi juga dapat meningkatkan penerimaan pajak.
UMKM berperan penting dalam mencapai tujuan tersebut, karena menyumbang sekitar 60% dari PDB nasional dan menyerap 97% tenaga kerja di Indonesia.
“Apakah kita cukup puas dengan struktur ekonomi yang didominasi oleh UMKM? Bisa dikatakan bagus karena itu pemerataan. Namun jika jumlahnya begitu besar ternyata baru mengkontribusi 60% dari PDB maka masih bisa untuk ditingkatkan lagi, dan tantangannya adalah bagaimana menaikkelaskan UMKM,” ujar Sunarso.
Sunarso menegaskan bahwa meskipun struktur ekonomi yang didominasi UMKM sudah baik karena menciptakan pemerataan, masih ada ruang untuk perbaikan. Ia menyoroti tantangan dalam meningkatkan kontribusi UMKM terhadap PDB.
Lebih lanjut, Sunarso menekankan pentingnya memformalkan segmen UMKM. Ia menjelaskan bahwa tantangan utama adalah tidak hanya meningkatkan kelas UMKM tetapi juga memformalkan bisnis mereka. Dengan memformalkan usaha, data yang ada akan lebih terstruktur, sehingga pembinaan dan pemberdayaan dapat dilakukan dengan lebih efektif.
Menurut Sunarso, formalisasi UMKM sangat penting untuk meningkatkan rasio pajak negara. Ia mengingatkan agar potensi besar dari UMKM tidak menyebabkan kesulitan bagi negara dalam meningkatkan rasio pajak akibat kurangnya data. Formalisasi bukan hanya soal pengenaan pajak, tetapi juga berkaitan dengan pengelolaan dan penggunaan data yang lebih baik.
Sebagai langkah konkret dalam memformalkan UMKM, BRI telah meluncurkan berbagai program pemberdayaan untuk membantu UMKM naik kelas, termasuk melalui program Desa BRILiaN dan pemberdayaan klaster. Sunarso menjelaskan bahwa BRI telah membina 3.600 Desa BRILiaN dengan fokus pada pengembangan potensi desa sesuai dengan karakteristiknya, seperti pertanian atau pariwisata.
“BRI membina 3.600 Desa Brilian jadi Desa kita Survei apa potensinya kalau potensinya pertanian, kita kembangkan ke pertanian. Jika potensinya pariwisata kita kembangkan pariwisata, Namun yang lebih penting dari itu adalah membina aparat desanya untuk tahu bagaimana me-leverage, bagaimana memonetasi potensi desanya”, ungkap Sunarso.
Dengan berbagai inisiatif ini, BRI berkomitmen untuk meningkatkan nilai ekonomi dan sosial di masyarakat melalui pemberdayaan UMKM dan pengembangan desa.