BRI dan Komitmennya, Dividen Jumbo untuk Masyarakat Indonesia

BRI dan Komitmennya, Dividen Jumbo untuk Masyarakat Indonesia


Suara.com - Sebagai perusahaan BUMN yang sukses menciptakan nilai ekonomi dan memberikan nilai sosial, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus menunjukkan kontribusi, salah satunya melalui setoran dividen ke kas negara.

Berdasarkan laporan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dianalisis selama periode 2014-2023, BRI menjadi emiten dengan setoran dividen terbesar, mencapai Rp90,79 triliun.Setoran dividen BRI ke kas negara selama periode tersebut berkisar antara Rp3,6 triliun hingga Rp23,23 triliun.

Berikut adalah rincian setoran dividen BRI ke kas negara dalam lima tahun.

2018: Rp7,47 triliun
2019: Rp9,52 triliun
2020: Rp11,77 triliun
2021: Rp6,92 triliun
2022: Rp14,04 triliun
2023: Rp23,23 triliun

Direktur Utama BRI, Sunarso, menyatakan bahwa pembagian dividen ini adalah bentuk komitmen BRI dalam menciptakan nilai ekonomi bagi para pemegang saham. Dengan strategi dan inisiatif yang didukung oleh pengelolaan modal yang baik, BRI optimis akan terus menciptakan nilai dan memberikan imbal hasil yang optimal kepada pemegang saham.

Sunarso menegaskan bahwa BUMN dapat menjalankan peran sebagai agen pembangunan dan pencipta nilai secara bersamaan. Melalui pembayaran pajak dan dividen, keuntungan tersebut kembali ke negara sebagai pemegang saham mayoritas dan digunakan untuk kepentingan rakyat melalui berbagai program pemerintah.

BRI berkomitmen untuk terus membagikan dividen dengan menjaga rasio pembayaran dividen yang optimal karena permodalan perusahaan masih kuat. BRI memiliki tambahan modal Rp41 triliun dari right issue pembentukan Holding Ultra Mikro (UMi) bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian.

Rasio kecukupan modal BRI tercatat sebesar 25,13% pada akhir Triwulan II 2024.Dengan permodalan yang kuat, BRI tidak perlu menahan laba dan dapat membagikannya sebagai dividen.

Sunarso yakin bahwa dalam lima tahun ke depan, laba BRI layak dibagikan sebagai dividen karena tidak diperlukan untuk memperkuat modal.Di sisi lain, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa Kementerian BUMN menargetkan dividen sebesar Rp90 triliun pada tahun 2025, meningkat dari Rp85 triliun pada tahun 2024.