Laba Melimpah, BRI Bagikan Dividen Jumbo selama 5 Tahun
Suara.com - Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI), Sunarso, menegaskan bahwa BRI akan tetap membagikan laba dalam bentuk dividen selama lima tahun mendatang. Ia juga mengungkapkan bahwa pada akhir Triwulan II tahun 2024, rasio kecukupan modal BRI mencapai 25,13%.
Sunarso menjelaskan bahwa BRI mendapatkan tambahan modal sebesar Rp41 triliun melalui right issue dalam rangka pembentukan Holding Ultra Mikro (UMi) bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian.
"Saya sebagai CEO yakin bahwa dalam lima tahun ke depan, seberapa besar pun laba BRI, tetap layak dibagikan sebagai dividen. Mengapa demikian? Karena tidak diperlukan menahan laba untuk memperkuat modal, sebab modalnya sudah sangat kuat," kata Sunarso dalam acara Public Expose Live 2024 di Jakarta, 29 Agustus 2024.
Ia juga menyebutkan bahwa tingkat dividen BRI akan tetap tinggi tanpa mengganggu permodalan BRI.
Namun, Sunarso juga menggarisbawahi bahwa pembagian dividen tersebut harus melalui persetujuan pihak berwenang, seperti Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Keuangan, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Jika rasio pembagian dividen (dividend payout ratio) tinggi, itu sudah menjadi keharusan. Namun, metode pembayarannya, apakah dilakukan sekaligus atau dicicil dalam bentuk interim, tergantung pada persetujuan otoritas," jelas Sunarso.
Sunarso optimis bahwa kinerja BRI akan tetap positif di masa mendatang, didukung oleh kinerja solid BRI Group hingga Triwulan II tahun 2024.
"Dengan pendekatan pertumbuhan yang selektif dan hati-hati, secara konsolidasi BRI berhasil mencatatkan laba sebesar Rp29,90 triliun hingga akhir Triwulan II/2024," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa capaian ini didorong oleh penyaluran kredit BRI yang mencapai Rp1.336,78 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 11,20% secara tahunan (year on year/yoy).
"Kredit kepada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) masih menjadi mayoritas dalam portofolio kredit BRI, dengan kontribusi sebesar 81,96% dari total kredit yang disalurkan, atau sekitar Rp1.095,64 triliun," jelas Sunarso.
"Pertumbuhan kredit dua digit ini juga mendorong peningkatan aset BRI sebesar 9,54% yoy menjadi Rp1.977,37 triliun," lanjutnya.
Kualitas Kredit yang Terjaga
Sunarso menekankan bahwa pertumbuhan kredit yang hati-hati dan terukur membantu BRI menjaga kualitas kredit yang diberikan.
"Rasio Loan at Risk (LAR) tercatat membaik, turun dari 14,94% pada akhir Triwulan II/2023 menjadi 12,00% pada akhir Triwulan II/2024," katanya.
"Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) berada di level 3,05%, dengan rasio cakupan NPL yang memadai di angka 211,60%," tambahnya.
Sunarso juga menguraikan bahwa dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI tumbuh 11,61% yoy menjadi Rp1.389,66 triliun.
"Komponen dana murah atau CASA (Current Account Saving Account), yaitu tabungan dan giro, masih mendominasi struktur DPK BRI dengan porsi 63,17% dari total DPK BRI," jelasnya.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni