![Transformasi Digital BRI Berlanjut, AgenBRILink Jadi Kunci Ekspansi](https://media.suara.com/pictures/1600x840/2023/12/19/47510-direktur-utama-bri-sunarso.jpg)
Transformasi Digital BRI Berlanjut, AgenBRILink Jadi Kunci Ekspansi
Suara.com - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) terus menyiapkan strategi guna menghadapi berbagai tantangan di tengah situasi "higher for longer" yang saat ini tengah berlangsung.
Direktur Utama BRI, Sunarso, menjelaskan bahwa saat ini pihaknya mulai memperlambat penyaluran kredit di sektor mikro dan fokus pada perbaikan aset di segmen tersebut yang cenderung mengalami penurunan kualitas. Jika perbaikan aset ini tidak memungkinkan, BRI akan melakukan penghapusan pembiayaan bermasalah dari pembukuannya.
Sebagai informasi, segmen UMkM mendominasi 81,69% dari total portofolio kredit BRI. Oleh karena itu, kebijakan suku bunga The Fed yang saat ini berada di level 5,25%-5,5% sangat mempengaruhi pertumbuhan kredit bank tersebut.
"Tahun lalu, kami telah melakukan penghapusan pembukuan sebesar Rp32 triliun tanpa mengganggu modal. Saat ini, aset yang sudah dihapus tersebut sedang kami upayakan pemulihannya dan dicatat sebagai bagian dari recovery," kata Sunarso dalam Public Expose Live yang berlangsung pada Kamis, (29/8/2024).
Selain itu, BRI juga terus menggenjot digitalisasi secara bertahap. Namun, Sunarso menyebutkan bahwa hal ini bukanlah hal yang mudah karena sebagian besar pasar BRI berada di desa-desa yang belum sepenuhnya melek teknologi.
"Oleh karena itu, kami memulai dengan model hybrid banking melalui agen BRILink. Di sini, kami menyediakan layanan di warung-warung agen BRILink. Hubungan antara warung dengan BRI bersifat digital, namun hubungan antara warung dengan pelanggan tetap secara offline," jelasnya.
Selain itu, bank milik negara ini juga merencanakan diversifikasi penyaluran kredit ke sektor korporasi. Menurut Sunarso, perkembangan teknologi memperluas jejaring antara pengguna akhir dan korporasi, sehingga BRI tidak bisa lagi hanya mengandalkan sektor mikro.
"Kami tidak bisa hanya berfokus pada satu segmen saja. Kami perlu melayani segmen mulai dari mikro hingga korporat, meskipun dengan proporsi yang tetap kami kendalikan," ujar Sunarso.
Hal ini tercermin dalam angka penyaluran kredit BRI pada semester pertama 2024 yang didorong oleh segmen korporasi. Secara keseluruhan, total kredit yang disalurkan mencapai Rp1.336,78 triliun, tumbuh 11,20% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Pertumbuhan kredit yang agresif ini didukung oleh semua segmen bisnis yang menunjukkan pertumbuhan positif. Segmen korporasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 29,2% yoy, diikuti oleh segmen menengah dengan pertumbuhan 31,6% yoy, dan segmen konsumer sebesar 11,5% yoy. Sementara itu, segmen usaha mikro dan kecil masing-masing tumbuh sebesar 7,8% yoy dan 2% yoy.
Dari sisi proporsi, segmen UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) masih mendominasi portofolio kredit BRI dengan nilai Rp1.095,64 triliun, atau 81,69% dari total penyaluran kredit selama semester I/2024.
Seiring dengan momentum positif dalam penyaluran kredit, BRI juga menjaga kualitas asetnya di tengah meningkatnya angka kredit bermasalah di segmen UMKM. Ini terlihat dari rasio Non-Performing Loan (NPL) Gross yang berada pada angka 3,05% selama enam bulan pertama tahun ini.