4 Cara BRI Tingkatkan Ketahanan Siber: Transaksi Aman, Data Terjaga

4 Cara BRI Tingkatkan Ketahanan Siber: Transaksi Aman, Data Terjaga


Suara.com - Dalam rangka merespon kekhawatiran masyarakat mengenai insiden keamanan siber yang terjadi di dalam negeri, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menegaskan komitmennya untuk selalu meningkatkan ketahanan siber. Hal ini disampaikan oleh Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha, dalam konferensi pers terkait paparan kinerja keuangan Triwulan II 2024 di Jakarta.

"Meskipun tidak ada sistem yang sepenuhnya kebal terhadap ancaman siber, kami tetap berkomitmen untuk terus meningkatkan ketahanan siber dan waspada terhadap ancaman yang terus berkembang. Keamanan data dan dana nasabah adalah prioritas utama kami di BRI," ujar Arga.

Arga menyampaikan bahwa berbagai insiden keamanan siber baru-baru ini telah menyadarkan pentingnya memiliki perencanaan operasional dan manajemen keamanan siber yang kuat. Untuk itu, BRI telah mengimplementasikan strategi keamanan siber yang komprehensif untuk menjamin keamanan sistem data mereka.

BRI menerapkan empat langkah utama untuk memastikan keamanan dan ketahanan siber:

  1. Threat Monitoring dan Intelligence Intraoperative: BRI memiliki Security Operation Center yang beroperasi 24 jam sehari untuk memantau ancaman yang muncul.
  2. Audit dan Assessment Rutin: BRI secara rutin melakukan penetration testing setiap kali ada pengembangan dan peluncuran produk baru. Mereka juga bekerja sama dengan pihak ketiga independen untuk membentuk red team dan blue team guna menguji keamanan siber.
  3. Program dan Pelatihan Peningkatan Kesadaran: BRI meningkatkan kesadaran dan kapabilitas para penjaga keamanan siber melalui berbagai program dan pelatihan. Mereka juga memberikan edukasi kepada nasabah mengenai praktik bertransaksi yang aman untuk mencegah serangan siber yang memanfaatkan celah pada diri nasabah.
  4. Incident Response dan Recovery: BRI menyiapkan tim Computer Security Incident Response Team (CSIRT) yang dilengkapi dengan alat dan pengetahuan yang terus ditingkatkan untuk mengantisipasi kemungkinan insiden terburuk.

Melalui langkah-langkah tersebut, BRI berupaya untuk menjaga kepercayaan nasabah dan memastikan bahwa sistem mereka tetap aman dari berbagai ancaman siber. Arga menekankan bahwa ketahanan siber bukan hanya tanggung jawab teknis, tetapi juga melibatkan kesadaran dan partisipasi semua pihak, termasuk karyawan dan nasabah.

"Kita tahu beberapa insiden terjadi karena faktor manusia dan kelengahan. Oleh karena itu, peningkatan kesadaran menjadi sangat penting," tambah Arga.

BRI berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah dalam mencapai bebas emisi karbon pada tahun 2060, melalui berbagai inisiatif yang juga melibatkan pelestarian lingkungan hidup, seperti program penanaman mangrove dan kegiatan transplantasi terumbu karang.

"Kami berharap langkah-langkah yang kami lakukan ini dapat memberikan manfaat bagi keberlanjutan dan kehidupan masyarakat," tutup Arga.