BRImo Jadi Ujung Tombak Transaksi Digital BRI di Tengah Tren Penurunan Transaksi ATM

BRImo Jadi Ujung Tombak Transaksi Digital BRI di Tengah Tren Penurunan Transaksi ATM


Suara.com - Mesin ATM perlahan mulai  sulit ditemukan, tidak hanya bank-bank baru, bank besar seperti BRI ternyata juga mengakui penurunan jumlah mesin ATM yang signifikan. Penurunan ini sejalan dengan semakin kuatnya kebiasaan digital di masyarakat.

Terkait hal ini, Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menyebutkan bahwa pada akhir tahun 2017, BRI memiliki 24.684 mesin ATM. Namun, pada akhir Kuartal I 2024, jumlah mesin ATM BRI menurun menjadi 12.252, atau berkurang sekitar 50%.

"Penurunan jumlah ATM ini antara lain disebabkan oleh keberadaan AgenBRILink yang dimiliki BRI. Pada akhir 2017, BRI memiliki 279 ribu agen, dan pada akhir Kuartal I 2024, jumlah agen meningkat menjadi 796 ribu, atau hampir tiga kali lipat dalam waktu kurang dari tujuh tahun," ujar dia.

Ia menambahkan, penurunan jumlah ATM BRI tidak terlepas dari perubahan kebiasaan masyarakat yang beralih dari transaksi konvensional ke transaksi digital.

Salah satu indikatornya adalah peningkatan signifikan penggunaan aplikasi super BRImo milik BRI, yang hingga akhir Kuartal I 2024 tercatat memiliki sekitar 33,5 juta pengguna. Dalam tiga bulan pertama tahun 2024, BRImo telah memproses 969 juta transaksi finansial dengan volume transaksi mencapai Rp1.251 triliun, tumbuh 41,8% secara tahunan.

Ia menegaskan, BRI akan terus berkembang bersama masyarakat, terutama dalam menghadirkan layanan digital sembari terus mengikuti tren transaksi nasabah dan masyarakat ke depan.

Bank Indonesia sebelumnya sudah melaporkan adanya penurunan jumlah transaksi melalui kartu ATM fisik hingga Mei 2024. Nilai transaksi pembayaran dengan kartu ATM fisik atau kartu debit turun 5,41% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi hanya Rp615,18 triliun.

Berbeda dengan tren penurunan penggunaan kartu ATM fisik, transaksi perbankan digital mengalami peningkatan signifikan hingga Rp5.570 triliun, tumbuh dua digit mencapai 10,82% yoy.

Selain itu, nilai transaksi uang elektronik juga melonjak 35,2% yoy menjadi Rp92,79 triliun.

Sejalan dengan pesatnya pertumbuhan transaksi digital perbankan yang didorong oleh BI dalam akselerasi digitalisasi, nilai transaksi melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) juga meningkat tajam, mencapai pertumbuhan triple digit sebesar 213,31% yoy, dengan jumlah pengguna mencapai 49,76 juta dan jumlah merchant mencapai 32,25 juta.

Sementara itu, transaksi digital perbankan lainnya, seperti BI-RTGS, naik 0,16% yoy menjadi Rp14.557 triliun, dan BI-FAST tercatat sebesar Rp701,61 triliun atau tumbuh 53,08% yoy.