BRI Optimis NPL Tercapai 3 Persen, Upaya Recovery Aset Bermasalah Terus Ditingkatkan
Suara.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mencatat pendapatan yang signifikan dari proses recovery atau penjualan aset bermasalah, baik melalui lelang maupun nonlelang, hingga April 2024, dengan pertumbuhan mencapai dua digit.
Direktur Manajemen Risiko BRI, Agus Sudiarto, menyampaikan dalam keterangan tertulis di Jakarta pada hari Sabtu, bahwa upaya recovery aset bermasalah yang dilakukan diharapkan akan berkontribusi dalam menjaga rasio kredit bermasalah (NPL) BRI. Target NPL BRI pada tahun 2024 diperkirakan akan berada di sekitar 3 persen.
BRI menegaskan komitmennya untuk terus menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Oleh karena itu, penjualan agunan dari kredit bermasalah menjadi salah satu strategi utama untuk mempertahankan rasio NPL yang sehat.
Menurut Agus, penjualan agunan adalah bagian penting dari strategi recovery aset bermasalah, selain berbagai upaya penyelesaian lainnya. Sebagian besar aset bermasalah yang berhasil dijual berasal dari segmen ritel, mencakup 83,85 persen dari total penjualan melalui lelang.
BRI optimistis bahwa target pendapatan dari recovery penjualan aset bermasalah dan upaya penyelesaian lainnya akan tercapai pada tahun ini. Optimisme tersebut didukung oleh kondisi ekonomi yang mulai stabil.
Selain itu, BRI juga terus meningkatkan strategi pemasaran aset bermasalah melalui platform pemasaran digital melalui infolelang.bri.co.id. BRI juga melakukan upaya pemasaran lainnya seperti kerja sama dengan broker properti dan pihak ketiga lainnya, mengikuti dan menyelenggarakan expo lelang, gathering nasabah inti, dan sebagainya.
Dikutip dari Antara, BRI telah menyalurkan kredit dengan total mencapai Rp1.308,65 triliun hingga Maret 2024. Jumlah tersebut tumbuh 10,89 persen year-on-year (YoY).
Dari total kredit itu, sebesar 83,25 persen di antaranya atau senilai Rp1.089,41 triliun disalurkan untuk segmen UMKM. Penyaluran kredit pada segmen mikro juga tumbuh yakni sebesar 10,51 persen yoy menjadi Rp622,61 triliun.
Sementara itu penyaluran kredit di segmen konsumer naik 11,62 persen yoy menjadi Rp193,96 triliun, segmen kecil dan menengah meningkat 8,06 persen yoy menjadi Rp272,85 triliun, sedangkan segmen korporasi tumbuh 15,10 persen yoy menjadi Rp219,24 triliun.
BRI mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkan dengan NPL yang terkendali pada angka 3,11 persen. Adapun loan at risk (LAR) juga membaik dari 16,39 persen di akhir triwulan I 2023 menjadi 12,7 persen di akhir triwulan I 2024.