Prediksi Harga Saham BBRI, Ditopang Kinerja Makin Moncer Sepanjang Tahun
Suara.com - Sinyal positif saham BBRI, saham milik bank pelat merah BRI di bursa efek diamini oleh analis ekonomi J.P. Morgan. Perusahaan yang banyak bergerak di bidang konsultan ekonomi itu memprediksi saham BBRI akan berkinerja lebih baik di tahun – tahun ke depan. Buktinya, mereka menaikkan pemeringkatan BBRI dari neutral ke overweight, yang artinya kinerja saham diprediksi menjadi lebih baik.
Salah satu yang menjadi acuan adalah pinjaman mikro BRI yang mencakup sekitar 50 persen dari total pinjamannya. Pinjaman jenis ini pula yang membuat saham BRI bisa lebih stabil.
Tingginya proporsi pinjaman dengan suku bunga tetap juga menjadi nilai lebih jika sektor ekonomi makro memburuk akibat inflasi.
BRI dengan cepat meningkatkan kendali loan officers atau petugas pinjaman. Jumlahnya meningkat menjadi 519 peminjam per petugas pada akhir 2023, naik jauh ketimbang 375 per petugas pada 2019.
Selain itu juga ada peningkatan jumlah nasabah atau agen – agen yang bekerja sama dengan BRI, yang juga ikut mempengaruhi kinerja saham.Peminjam yang naik drastis ada di sektor kredit usaha rakyat (KUR) mengingat BRI juga dikenal sebagai bank-nya masyarakat Indonesia.
Serangkaian analisis positif ini sejalan dengan kinerja BRI yang berhasil mencetak laba Rp15,98 triliun hingga akhir Triwulan I 2024. Atas pencapaian tersebut, mayoritas analis pasar modal tetap memasang rekomendasi Buy atau Beli untuk saham BBRI.
Mengutip Bloomberg Technoz, berdasarkan konsensus Bloomberg, sebanyak 33 analis atau 97,1% memasang rekomendasi Beli untuk BBRI. Hanya ada satu analis yang memberikan rekomendasi Tahan. Dalam konsensus tersebut target harga untuk saham BBRI untuk 12 bulan depan masih tinggi di angka Rp6.653.
Hingga akhir Maret 2024 tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% year on year. Dari penyaluran kredit tersebut, sebesar 83,25% diantaranya atau sejumlah Rp1.089,41 triliun merupakan portofolio kredit untuk segmen UMKM. Penyaluran kredit yang tumbuh double digit tersebut berdampak terhadap meningkatnya aset perseroan, dimana tercatat aset BRI mencapai sebesar Rp1.989,07 triliun atau tumbuh 9,11% yoy.
Apabila dirinci, seluruh segmen pinjaman BRI tercatat tumbuh positif, segmen mikro tercatat tumbuh 10,51% yoy menjadi Rp622,61 triliun, segmen konsumer tumbuh 11,62% yoy menjadi Rp193,96 triliun, segmen kecil dan menengah tumbuh 8,06% yoy menjadi Rp272,85 triliun dan segmen korporasi tumbuh 15,10% yoy menjadi Rp219,24 triliun.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni